Fob Sharana, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Kepala Pertahanan AS Leon Panetta pada Rabu mengatakan kepada tentara Amerika Serikat bahwa mereka menang dalam perang 10 tahun di Afghanistan.
Ia mengatakan itu dalam kunjungan dengan pokok penyerahan keamanan kepada pasukan Afghanistan saat pasukan Amerika Serikat ditarik.
Panetta berada di Afghanistan untuk meninjau upaya perang Amerika Serikat, yang sesuai dengan jalur untuk menarik 33.000 tentara pada akhir tahun depan dan mengubah pusat perhatian pada peran penasihat dalam pelatihan pasukan keamanan Afghanistan.
"Kami bergerak dalam arah benar dan menang dalam kemelut keras ini," katanya kepada pasukan di pangkalan Gerak Maju Sharana, 56 kilometer dari perbatasan Pakistan, di propinsi timur, Paktika.
Pada Oktober, Pentagon menyatakan serangan Taliban berkurang untuk pertama kali dalam lima tahun, tapi suaka gerilyawan di Pakistan menyebar kekerasan di perbatasan dan mengancam upaya perang itu.
"Apakah ada tantangan di luar sana? Kalian benar, ada tantangan.
Apakah kita mampu menghadapi tantangan tersebut? Kalian benar, kita mampu," kata Panetta kepada pasukan itu.
"Pada akhirnya, di Afghanistan ini, kita akan mampu membangun negara, yang mampu mengatur dan mengamankan diri. Kita akan memastikan bahwa Taliban tidak akan menemukan tempat berlindung aman di sini, bahwa Alqaida tidak akan pernah lagi menemukan tempat berlindung aman di sini," katanya.
Panetta mengatakan adalah penting memastikan Pakistan dapat mengamankan perbatasan sisi mereka dan bahwa dukungan Amerika Serikat akan terus untuk Afghanistan setelah 2014.
"Sulit, rumit, tapi pada saat sama, adalah penting menjaga hubungan dengan Pakistan," katanya.
Persekutuan Amerika Serikat dengan Pakistan genting akibat serangan persekutuan pertahanan Atlanti utara NATO, yang menewaskan 24 tentara Pakistan di dekat perbatasan Afghanistan pada 26 November.
Islamabad menutup jalur pasokan Amerika Serikat ke wilayah tak berpantai Afghanistan dan memaksa negara adidaya itu meninggalkan pangkalan, yang secara luas dilaporkan sebagai pusat pesawat tak berawak badan sandi Amerika Serikat CIA.
Saat Amerika Serikat menarik tirai pada petualangan delapan tahun di Irak, Washington bertekad mengakhiri perang Afghanistan sesegera mungkin.
Panetta bertemu dengan Presiden Hamid Karzai pada Rabu dan sebelumnya menemui Menteri Pertahanan Abdul Rahim Wardak untuk membahas peralihan keamanan, yang berlangsung bersamaan dengan rencana keluar pasukan tempur NATO pada akhir 2014.
"Kita tidak akan hanya berkemas dan keluar. Kita menumpahkan darah terlalu banyak di sini," katanya kepada pasukan tersebut.
Amerika Serikat menarik 10.000 tentara pada tahun ini, meninggalkan 91.000 sisanya di lapangan hingga 2012. Sejumlah 23.000 lagi meninggalkan negara terkoyak perang itu pada akhir September 2012.
Itu akan menandai akhir dari "gelombang" tentara atas perintah Presiden Barack Obama pada akhir 2009 dalam upaya membalikkan perlawanan Taliban, mengalahkan Alqaida dan mempercepat akhir perang tersebut serta akan meninggalkan 68.000 serdadu Amerika Serikat di negara itu.
Panglima Amerika Serikat di Afghanistan Jenderal John Allen tidak memberikan tanggal, tapi menyatakan gerakan tentara akan beralih ke peran lebih sebagai penasehat, memberi pengenalan khusus "pasukan penasehat" di dalam pasukan Afghanistan.
Ia juga menunjukkan kemungkinan pencairan hubungan dengan Pakistan, menyusul percakapan telepon dengan kepala tentara Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani.
Allen menyatakan mereka membahas pemulihan penggalangan di sepanjang perbatasan dengan harapan kedua negara itu bisa "bergerak" dari kejadian tersebut.
"Itu percakapan ramah sangat resmi antara dua jenderal dan pada akhirnya, kami bertekad bekerja pada masalah itu," katanya.
Karzai baru-baru ini mengumumkan tahap kedua peralihan, yang akan membuat Afghanistan mengambil alih enam propinsi, tujuh ibukota propinsi dan lebih dari 40 kabupaten, termasuk tiga di propinsi selatan, Helmand, salah satu dari yang paling mematikan dalam kemelut tersebut.
Meskipun jadwal ketat, tentara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak sepakat atas tingkat kekerasan benar-benar turun di Afghanistan.
Badan dunia itu menyatakan jumlah warga tewas meningkat 15 persen dalam enam bulan pertama tahun ini.
(B002/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011