Jakarta (ANTARA News) - Seorang saksi mata mengungkapkan bahwa helikopter Super Puma milik Pelita Air, terbalik di lapangan udara Pondok Cabe, Tangerang, Banten, setelah baling-balingnya patah.
Kecelakaan pada Kamis pukul 10.00 WIB dan menewaskan dua orang teknisi serta melukai seorang pilot itu, menurut saksi mata, terjadi ketika helikopter sedang dalam perawatan teknisi.
Saksi itu mengatakan, sebelum terbalik, helikopter yang baling-balingnya sedang berputar dalam kecepatan penuh itu oleng ke kanan dan ke kiri beberapa kali. Lalu baling-balingnya patah sehingga pesawat miring dan terbalik.
"Helikopter tidak sedang terbang atau lepas landas karena masih berada di landasan," ujarnya.
Saksi itu mengatakan, saat kejadian helikopter sedang dalam perawatan rutin karena hendak digunakan untuk penerbangan ke luar kota.
Polisi dan petugas dari Pelita Air telah mengamankan lokasi kejadian dan masih membiarkan pesawat dalam kondisi terbalik di landasan.
Sementara Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Zulkarnain memastikan bahwa kecelakaan itu menyebabkan dua orang tewas dan satu luka berat.
Korban tewas adalah Ahmad Suparja dan Budi, keduanya teknisi penerbangan sedangkan korban luka adalah Rahma Hadi, pilot helikopter.
"Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan," katanya.
Menurut dia, kecelakaan itu terjadi di depan hanggar Pelita Air.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009