Cimahi (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menoleransi gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
"Untuk mereka yang ingin melakukan pemisahan diri dari NKRI itu tidak dibenarkan sama sekali, karena hal itu memang tidak ada dalam kamusnya. NKRI adalah harga mati," kata adik ipar Presiden SBY itu setelah menghadiri Bakti Sosial TNI AD dalam rangka Hari Juang Kartika 2011 di Mako Brigif 15 Kujang Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu.
Menurut dia, pihaknya tidak akan mengandalkan emosi dalam menuntaskan gerakan separatis di Papua, namun semua penyelesaian akan dilakukan berdasarkan pada pertimbangan rasional dan bijak agar tidak menimbulkan permasalahan baru.
"Termasuk kita akan kejar pelaku yang telah mengambil senjata anggota kami. Dikhawatirkan, senjata itu nantinya malah digunakan untuk melukai warga masyarakat lainnya. Oleh karenanya sangat jika kita akan tetap mengejar pelaku itu sampai kapan pun," ujarnya.
Namun demikian, dalam penuntasan kasus di Tanah Papua itu, pihaknya sama sekali tidak akan melakukan penambahan jumlah personel TNI yang telah lebih dulu ditempatkan di daerah rawan konflik.
Masalahnya, untuk kasus hukum yang telah terjadi di lingkungan Papua merupakan tanggung jawab kepolisian, sedangkan TNI bertanggung jawab dalam pengamanan daerah perbatasan dengan negara tetangga.
Dalam rangka Hari Juang Kartika 2011 ke-66 itu, katanya, TNI AD melakukan sejumlah kegiatan rutin seperti kegiatan sosial.
Sasaran kegiatan bakti sosial adalah mereka yang kurang mampu, khususnya yang tinggal di sekitar daerah latihan perang TNI AD seperti dua wilayah di Cimahi yakni Cibeber dan Lewigajah.
"Kita harus berterima kasih karena daerah tempat tinggalnya kita gunakan untuk berlatih," ujarnya.
Dalam rangka peringatan Hari Juang Kartika 2011 masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama menyangkut profesionalisme.
Untuk meningkatkan profesionalisme prajurit, sambungnya, TNI AD akan akan meningkatkan latihan secara mandiri dan dengan negara sahabat.
"Kendala ini membuat kita merasa tidak ada sesuatu yang luar biasa. Makanya, kita harus meningkatkan profesionalisme prajurit," ujarnya.
(ANT-215/E011)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011