Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk memperluas pembiayaan melalui produk Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) karena pasar pembiayaan sektor itu cukup besar.
Penandatanganan kerja sama antara PT BMI dan SMF dilakukan antara Direktur Korporasi BMI Luluk Mahfudah dan Direktur Utama SMF Rahardjo Adisusanto di Jakarta, Rabu.
Luluk Mahfudah kepada pers mengatakan, pembiayaan hunian tengah menjadi primadona perbankan dalam menyalurkan pembiayaan ritel.
Bukan hanya syariah yang melakukan upaya pembiayaan itu secara sendiri, kerja sama antarinstitusi keuangan juga makin populer untuk menggarap pasar ini, katanya.
Luluk menambahkan, kerja sama berakad Mudharabah Muqayyadah antara kedua institusi ini dijalankan dalam jangka waktu tiga tahun dengan plafon Rp100 miliar dengan bunga sembilan persen per tahun.
Mudharabah Muqayyadah adalah kerja sama antara SMF sebagai investor agar dananya dikelola oleh BMI sebagai Mudharib. Dalam akad ini investor berhak menentukan sektor atau usaha dimana dana yang ia tempatkan akan disalurkan guna mendapatkan keuntungan bersama, ucapnya.
Sementara itu, Dirut SMF Rahardjo Adisusanto mengatakan, misi SMF mengembangkan pembiayaan sekunder perumahan untuk meningkatkan keterjangkauan rumah yang layak bagi masyarakat.
SMF berupaya mendorong perbankan syariah untuk makin aktif dalam pembiayaan perumahan melalui penyediaan fasilitas pembiayaan syariah.
Pada kesempatan ini SMF memilih pembiayaan hunian syariah sebagai sektor usaha bagi investasi dananya di BMI, tuturnya.
Produk PHS, lanjut Adisusanto, memberikan dua alternatif transaksi bagi nasabah yaitu secara kongsi atau pun jual beli. Sisitem kongsi dapat ditetapkan untuk pemilikan properti baru, bekas maupun ambil alih.
Ada pun sistem jual beli memiliki spektrum yang lebih luas. Sistem ini juga dapat diterapkan untuk pembelian properti indent, renovasi serta pembelian renovasi, katanya.
Ia mengatakan, potensi pasar pembiayaan perumahan di Indonesia sangat besar.
Bila melihat masih tingginya `backlog` perumahan di dalam negeri hal ini menjadi kesempatan besar bagi perbankan syariah untuk berpartisipasi, katanya.
Karena itu, lanjut dia, industri pembiayaan syariah kedepannya akan makin maju dan berkembang dengan pesat.
"Kami optimis penyaluran dana Rp100 miliar ke BMI akan sangat mendukung pembiayaan hunian syariah," ucapnya.
(H-CS/B012)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011