Jakarta (ANTARa News) - Peringatan Hari Nusantara pada 13 Desember 2011, sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Djuanda yang lebih dikenal sebagai Deklarasi Djuanda 1957 yaitu pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan, dan sudah sepantasnya disebut sebagai negara maritim. Namun saat ini orientasi Indonesia cendrung stagnan berada di darat, tidak mengarah ke laut.

Atas dasar itu, sejumlah civitas yang tergabung dalam Indonesia Maritime Institute (IMI) sebagaimana dalam siaran persnya yang diterima ANTARA, menggelar diskusi panel tentang Deklarasi Djuanda, sebagai Momentum Kedaulatan Teroterial Tanah Air Indonesia yang berlangsung di Jakarta Pusat, Senin.

Hadir dalam diskusi tersebut, Direktur Eksketif IMI, Y Paonganan, Profesor Sahala Hutabarat dari IMI, Ketua Umum PRD Agus Jabo Priyono, Budayawan Taufik Razen, Wanda Hamidah (Anggota DPRD DKI dari PAN), wakil dari negara sahabat termasuk Atase Kedubes Portugal Vicente, Ezkisuyanto dari Komisioner Penyiaran Indonesia, Yudhi Ganaspati dari Pasal 33, anggota DPR dan politisi Partai Demokrat Taufiqurrahman, Staf Khusus Mendagri, Dr Umar Syadat dan dimoderatori oleh RM Zulkipli.

Dalam kesempatan itu, Sahala mengatakan bahwa sudah saatnya bangsa ini menjadi negara maritim yang kuat. Hal ini bukan lagi menjadi perbincangan, tapi harus segera diimplementasikan. "Tidak ada alasan lagi bagi bangsa Indonesia untuk tidak menjadi negara maritim, dilihat dari aspek ekososbud dan geografis Indonesia sudah sangat layak, sudah saatnya kita dengungkan itu," katanya.

Untuk mencoba membangkitkan itu semua kata Guru Besar Univeristas Diponogoro itu menilai perlu ada pendidikan yang benar-benar serius. Sahala juga khawatir bahwa ada yang mencoba menghalangi Indonesia untuk menjadi negara besar. "Saya khwatir ada negara tertentu yang mencoba menghalangi agar Indonesia tidak menjadi negara maritim yang kuat, ini perlu adanya pendidikan," tandasnya.

Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan mengatakan bahwa 2011 ini bisa menjadi awal dari kebangkitan bangsa Indonesia untuk menjadi negara maritim. "Kita harus hargai perjuangan Djuanda untuk Indonesia, oleh kareannya sudah sepantasnya kita melanjutkan perjuangan Djuanda, bentuk perjuangan itu menjadikan Indonesia menjadi Negara Maritim," kata Paonganan.

Menurutnya, IMI hanyanya sekumpulan orang yang benar-benar peduli terhadap kondisi bangsa Indonesia dan mengajak ersama-sama berjuang meneruskan perjuangan Djuanda.

Sebagai bentuk perjuangan IMI, Doktor lulusan IPB itu mengatakan bahwa tahun 2012, tepat pada saat perayaan Hari Nusantara, IMI akan mengadakan Jambore Maritim Indonesia. Yang akan mengumpulkan 10 ribu pemuda untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda Maritim.

"Kalau tanggal 28 Oktober sebagai hari Sumpah Pemuda, maka tanggal 13 Desember sebagai Hari Sumpah Pemuda Maritim. Kekuatan kita ada dilaut, maka bangkitalah Indonesia," pungkasnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011