proses pengolahan sudah tersedia lengkap di koperasiBangkalan (ANTARA) - Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan Agus Mugiyanto menyatakan, petani di Kabupaten Bangkalan dan Sumenep kini mulai mengembangkan budi daya tanaman porang, karena jenis tanaman ini sangat dibutuhkan pasar dunia.
"Pengembangan budi daya tanaman porang di Bangkalan oleh koperasi, sedangkan di Kabupaten Sumenep oleh kelompok tani," katanya di Bangkalan, Rabu.
Agus menjelaskan, salah satu koperasi yang kini fokus pada bisnis budi daya tanaman porang adalah Koperasi Madura Multifarm Agromandiri, yang berlokasi di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan.
Koperasi ini fokus pada jenis usaha budi daya tanaman porang, setelah mendapatkan kontrak kerja sama penjualan porang dengan pembeli asal Vietnam.
"Karena jenis tanaman porang di Bangkalan masih sedikit, maka koperasi ini tidak hanya menjadi pengepul saja, akan tetapi juga mengembangkan budi daya," katanya.
Baca juga: BRIN tingkatkan kualitas tanaman porang dengan teknologi nuklir
Baca juga: BRIN teliti umbi porang untuk minuman kesehatan
Para pengurus dan anggota koperasi akhirnya menanami lahan mereka dengan tanaman porang dan menggandeng 13 kelompok tani di wilayah itu.
Selain di Kecamatan Arosbaya, pengembangan budi daya tanaman porang binaan Koperasi Madura Multifarm Agromandiri ini juga tersebar di sejumlah kecamatan lain.
Di antaranya, Kecamatan Geger, Tanah Merah, Burneh, Kwanyar, dan Kecamatan Kamal, dengan luas lahan masing-masing antara 4 hingga 5 hektare.
Ketua Koperasi Madura Multifarm Agromandiri Bangkalan Sulhan Badri menjelaskan, panen perdana tanaman porang di Bangkalan itu sebenarnya telah berlangsung pada akhir 2021, akan tetapi belum bisa diekspor, karena masih dalam proses pengolahan.
"Dalam kontrak itu, kita tidak menjual barang mentah, akan tetapi yang telah diolah," katanya.
Baca juga: BRIN dan institut riset Thailand olah porang jadi bahan pangan
Para pengurus dan anggota koperasi akhirnya menanami lahan mereka dengan tanaman porang dan menggandeng 13 kelompok tani di wilayah itu.
Selain di Kecamatan Arosbaya, pengembangan budi daya tanaman porang binaan Koperasi Madura Multifarm Agromandiri ini juga tersebar di sejumlah kecamatan lain.
Di antaranya, Kecamatan Geger, Tanah Merah, Burneh, Kwanyar, dan Kecamatan Kamal, dengan luas lahan masing-masing antara 4 hingga 5 hektare.
Ketua Koperasi Madura Multifarm Agromandiri Bangkalan Sulhan Badri menjelaskan, panen perdana tanaman porang di Bangkalan itu sebenarnya telah berlangsung pada akhir 2021, akan tetapi belum bisa diekspor, karena masih dalam proses pengolahan.
"Dalam kontrak itu, kita tidak menjual barang mentah, akan tetapi yang telah diolah," katanya.
Baca juga: BRIN dan institut riset Thailand olah porang jadi bahan pangan
Baca juga: Pemkab Madiun dorong pemerintah tetapkan patokan harga porang
Dengan demikian, sambung Sulhan, proses pengolahan porang mulai dari pengumpulan umbi, perajang umbi, pengovenan chips hingga pengemasan dilakukan oleh koperasi.
"Dan semua sarana proses pengolahan sudah tersedia lengkap di koperasi," katanya, menjelaskan.
Selain di Kabupaten Bangkalan, petani di Pulau Madura yang kini mulai menanam porang untuk memenuhi kebutuhan ekspor di Kabupaten Sumenep.
Menurut Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan Agus Mugiyanto, petani yang mengembangkan tanaman porang di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini, kebanyakan di wilayah kepulauan.
"Di daratan ada juga, akan tetapi masih sedikit," katanya.
Jika budi daya tanaman porang bagus, Agus yakin, ekonomi pertanian masyarakat petani di Pulau Madura akibat COVID-19 akan membaik.
Baca juga: BNI Xpora dukung UMKM Jatim ekspor porang ke pasar Asia hingga Eropa
Dengan demikian, sambung Sulhan, proses pengolahan porang mulai dari pengumpulan umbi, perajang umbi, pengovenan chips hingga pengemasan dilakukan oleh koperasi.
"Dan semua sarana proses pengolahan sudah tersedia lengkap di koperasi," katanya, menjelaskan.
Selain di Kabupaten Bangkalan, petani di Pulau Madura yang kini mulai menanam porang untuk memenuhi kebutuhan ekspor di Kabupaten Sumenep.
Menurut Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan Agus Mugiyanto, petani yang mengembangkan tanaman porang di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini, kebanyakan di wilayah kepulauan.
"Di daratan ada juga, akan tetapi masih sedikit," katanya.
Jika budi daya tanaman porang bagus, Agus yakin, ekonomi pertanian masyarakat petani di Pulau Madura akibat COVID-19 akan membaik.
Baca juga: BNI Xpora dukung UMKM Jatim ekspor porang ke pasar Asia hingga Eropa
Baca juga: Kemenperin lepas ekspor porang olahan produk IKM Gresik
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022