Kenapa kita bayar suku bunga yang lebih tinggi, sedangkan rating investasi kita sama, di sini lah resiko kita buat investor relatif masih lebih tinggi
Jakarta (ANTARA) - Senior Executive VP Indonesia Financial Group (IFG) Progress, lembaga think tank di bawah Holding IFG, Reza Siregar mengatakan penguatan industri asuransi nasional dapat menurunkan bunga surat utang negara.
"Jadi kalau asuransi kita efektif, mestinya kita juga bisa bantu menurunkan risiko di sektor finansial market kita, di produk finansial market kita. At the end of the day saat pemerintah mau menjual bond (surat utang) bisa dalam suku bunga yang lebih rendah, yang lebih kompetitif," katanya dalam konferensi pers terkait IFG International Conference 2022 di Jakarta, Rabu.
Pada 2020 rasio nilai aset industri asuransi Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) baru mencapai 8,5 persen atau lebih rendah daripada Malaysia dan Filipina yang masing-masing sebesar 22,3 persen dan 10,8 persen.
Hal itu menyebabkan suku bunga surat utang Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan rating investasi yang sama. Pasalnya, industri asuransi suatu negara turut berpengaruh dalam memitigasi risiko investasi di negara tersebut.
"Negara-negara yang investment ratingnya hampir sama dengan kita, kalau dia keluarkan bond, bunganya rata-rata lebih rendah dari bunga kita. Kenapa kita bayar suku bunga yang lebih tinggi, sedangkan rating investasi kita sama, di sini lah resiko kita buat investor relatif masih lebih tinggi," katanya.
Karena itu, perusahaan asuransi diharapkan tidak hanya menjual produk-produknya, tetapi juga meningkatkan literasi masyarakat terkait industri asuransi.
Dengan demikian, industri asuransi memiliki kredibilitas yang baik di mata masyarakat sehingga masyarakat tidak enggan membeli berbagai produk asuransi.
"Kalau kita bisa kredibel dalam melakukan literasi ini saya yakin kredibilitas tidak hanya IFG Progress, tapi juga IFG dan sektor asuransi kita akan lebih transparan dan kredibel," ucapnya.
Baca juga: AAJI luncurkan roadmap dorong perkembangan industri asuransi jiwa
Baca juga: Korban gagal bayar AJB Bumiputera akan lakukan aksi damai
Baca juga: OJK: Berkembangnya digitalisasi tingkatkan probabilitas serangan siber
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022