Pelemahan rupiah hari ini masih karena sentimen The FedJakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah, dipicu pernyataan hawkish Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell.
Rupiah ditutup melemah 44 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.689 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.645 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah hari ini masih karena sentimen The Fed," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Semalam dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan kembali upaya bank sentral untuk mengendalikan inflasi di AS.
"Powell juga menambahkan bahwa pengetatan moneter AS tidak akan berhenti sebelum ada tanda-tanda inflasi akan turun," ujar Ariston.
Baca juga: Dolar bangkit dari kerugian besar, Fed AS berjuang kendalikan inflasi
Jerome Powell memberikan nada yang lebih hawkish ketika bank sentral berjuang untuk mengendalikan lonjakan inflasi.
Ia berjanji bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan, termasuk mengambil suku bunga di atas netral, untuk membunuh lonjakan inflasi yang katanya mengancam fondasi ekonomi.
"Inflasi di AS saat ini masih di kisaran 8 persen, jauh dari target 2 persen," kata Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.645 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.641 per dolar AS hingga Rp14.704 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.682 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.651 per dolar AS.
Baca juga: Arus keluar modal asing meluas di Asia, "yield" obligasi AS melonjak
Baca juga: Rubel melemah terhadap dolar, Rusia longgarkan kontrol modal
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022