Hanoi (ANTARA) - Sesaat sebelum mendarat di Hanoi, dari balik jendela Ibu Kota Vietnam itu terlihat berkabut. Entah sedang mendung atau memang cuacanya yang membuat kota bekas jajahan Prancis itu tidak bisa terlihat jelas.

Keluar dari bandar udara internasional Noi Bai, angin dingin malam seolah menyapa sehingga memunculkan perasaan seperti sedang berada di kota hujan Bogor.

Beberapa hari tinggal di kota Hanoi tampaknya kulit menjadi salah satu bagian tubuh yang dipaksa beradaptasi. Kulit terasa kering, bahkan muncul bentol merah menyerupai jerawat pada beberapa titik di wajah. Ada pula yang mengalami ruam kulit -- kulit terasa gatal dan bersisik.

Perubahan tersebut mungkin terjadi karena kondisi cuaca Hanoi yang berangin dan dingin. Siang hari akan lebih nyaman jika mengenakan kaos lengan panjang atau jaket tipis.

Meski pada suatu waktu langit cerah dan matahari cenderung menyengat, dengan suhu 29 derajat celcius, angin tetap berhembus kencang dan udara masih tetap dingin.

Baca juga: Klasemen SEA Gemes: Tambah tiga emas, Indonesia masih posisi lima

Di beberapa titik area pertandingan SEA Games, salah satunya tenis, yang berlokasi di Provinsi Bac Ninh, sekitar 20 km dari pusat kota Hanoi, cuaca bahkan lebih dingin.

Lapangan tenis semi indoor pada malam hari terasa sedingin Puncak atau daerah Punclut Bandung dengan suhu sekitar 22 derajat celcius.

Menurut seorang warga Hanoi, Do Quyen, pada saat SEA Games berlangsung, kota tuan rumah harusnya memasuki musim panas. Meski masuk kawasan Asia Tenggara, Vietnam memiliki letak astronomis sejajar dengan China.

Hal itu membuat Vietnam memiliki empat musim, yaitu musim semi, panas, gugur dan dingin. Seharusnya, Do Quyen mengatakan, bulan Mei kota Hanoi telah memasuki musim panas.

Namun, saat ini, menurut Do Quyen, Hanoi masih dingin. Dia mengatakan kondisi seperti ini disebut "Dingin Ms. Ban" yang merupakan cerita rakyat yang beredar dalam masyarakat Vietnam.

"Dulu perempuan Vietnam harus bisa merajut untuk persiapan pakaian saat musim dingin bulan November, Desember, Januari. Tapi, baju rajut Ms. Ban untuk suaminya belum selesai dibuat, jadi dia meminta agar musim dingin berlanjut supaya sang suami bisa mengenakan baju rajutannya," begitu cerita Do Quyen.

Baca juga: Fathur-Citra tambah satu medali emas menembak

Terlepas dari cerita rakyat itu, Do Quyen meyakini perubahan cuaca tersebut terjadi akibat perubahan iklim. Hal itu cukup dirasakan ANTARA pada hari upacara pembukaan SEA Games.

Siang hari beberapa jam sebelum pembukaan, kondisi langit kota Hanoi tiba-tiba menjadi gelap gulita yang kemudian diikuti dengan hujan deras dan petir menyambar di sana-sini seakan Thor -- sang Dewa Petir di dalam MCU -- sedang marah-marah.

Namun, kondisi tersebut berubah cepat dalam dua jam saat awan gelap menghilang dan hujan deras berubah jadi rintik.

Bagi kami pemburu berita SEA Games, bekerja di lapangan dengan cuaca dingin cukup menguntungkan. Sebab, kami tak terlalu berkeringat ketika harus bergerak dari satu titik ke titik lain arena pertandingan.

Meski begitu, cuaca tersebut juga sedikit tricky karena angin kencang bisa membuat tak enak badan jika berada di luar ruangan dalam waktu panjang.

Baca juga: Indonesia tambah satu emas dari kano/kayak

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022