Meimei dalam Arisan menegas-negaskan bahwa setiap persahabatan merujuk kepada kisah mereka yang saling berbalas
Jakarta (ANTARA News) - Yeah! Kok Cut Mini yang dilekat-lekatkan dengan mantra mustajab "pada mulanya adalah kata". Minjam ungkapan nyinyir ala Betawi, film itu sesuatu banget gitu lho. Figur Meimei dalam film Arisan! 2 mengajukan pertanyaan jempolan bahwa persahabatan adalah salah satu bentuk kegilaan.
Kok mau-maunya bersahabat di era amburadul ini. Edan tenan. Cut Mini (37) yang memerankan Meimei terdampar di pulau kedamaian dan kebeningan cinta. Modalnya wajah sang penonton.
Wajah apa saja, dari murninya persahabatan sampai wajah niat diri. Dengan bermodal wajah, kampanye plus tebar citra menjadi bertenaga karena mendompleng pernyataan klasik bahwa "Plato sahabatku, Socrates temanku tetapi kebenaran yang menjadi sahabatku" (Amicus Plato, amicus Socrates, sed magis amica veritas). Lho kebenaran?
Artis film, sinetron dan presenter Cut Mini merevolusi wajah-wajah miskin imajinasi di kota-kota gedung jangkung. Dengan mengusung sosialita serba gebyar, sang sutradara Nia Dinata mengajukan pertanyaan, "Ketika kita menginjak 40 tahun tuh apa sih? Bagaimana pandangan kita mengenai hidup? Kesehatan is the most important thing, bagaimana cara kita mengisi waktu?"
Wow, pernyataan itu menjawab kangen publik akan film `Arisan! yang dirilis delapan tahun lalu. Kini dia kembali
menghadirkan sekuelnya lewat "Arisan!" 2. Inilah kebenaran, bukan kebetulan-kebetulan birokrasi metropolitan ketika seseorang tertimpa bulan mendapat jatah jabatan ini itu bagaikan durian runtuh.
Cut Mini di bawah polesan Nia Dinata oke juga. "Ketika Teteh (Nia Dinata) akan membuat sekuel film Arisan!, kami sih oke, tetapi pemeran utamanya harus tetap kami berlima, enggak ganti pemain," kata Mini.
Diinterogasi kisah cinta sesama jenis, ada Nino yang diperankan Surya Saputra dan Sakti (Tora Sudiro). Dikisahkah pula bahwa Meimei memilih untuk menghidupi takdir waktu. Cukup ada satu orang yang mencintai dan keduanya mengawetkan langgeng persahabatan.
Masih ada Aida Nurmala (Andien) dan Rachel Maryam (Lita) yang menggumuli sejatinya persahabatan bahwa tidak ada persahabatan bagi mereka yang loyo kehabisan energi cinta. Dan Meimei memilih kesendirian di tengah terjangan kanker. Meimei dalam Arisan menegas-negaskan bahwa setiap persahabatan merujuk kepada kisah mereka yang saling berbalas.
Orang kantoran yang tidak mampu menghargai "sesuatu" tentu tidak dapat mendulang persahabatan. Mereka yang tidak mempunyai, mereka juga tidak dapat memberi. Lha, ini kan otomatis saja.
Otomatis juga bahwa kehidupan kaum sosialita Jakarta tergambar di film ini. Ada semburat para tokoh yang menginjak usia 40-an ketika arisan hidup mereka terguncang oleh jalan yang tidak lagi mulus lantaran ada perbaikan terowongan air menghadapi genangan proyek sana, proyek sini. Maaf, ini proyek persahabatan dalam film Arisan!2.
Ada pengakuan bening dari selebriti asal Aceh itu. Artis film, sinetron dan presenter Cut Mini menolak dicalonkan sebagai Bupati/Wakil Bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Aceh. "Saya tidak punya guru yang mengajari politik, guru saya banyak di bidang hiburan," kata putri pasangan (alm) T Usman Abdullah dan Cut Dermawan itu.
Secara kebetulan, penolakan Cut Mini bermuara dari tembang klasik pencarian persahabatan. Bersahabat untuk mencari kebutuhan (need) atau bersahabat untuk mencari kenikmatan (enjoyment). Nah, pencarian inilah yang justru ditawarkan dari Arisan!2.
Gubraaak...,mendapatkan predikat Aktris Terbaik Festival Film Independen Internasional di Brussel, Belgia, tahun 2009 lewat aktingnya sebagai Bu Muslimah di film Laskar Pelangi, Cu Mini Theo menyatakan, "Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi pribadi saya, tetapi juga kerja keras semua yang terlibat dalam film ini." Mini sumringah, senyumnya mengembang.
Tampil apik di film Laskar Pelangi dan Arisan, Mini seakan menghidupi rumusan dari filsuf Roland Barthes. Mini ingin menjadi pengarang sekaligus penulis dari persahabatan di sosialita Metropolitan. Ia ingin menjadi orang yang terus menuliskan sesuatu.
Bertambah apik bila Mini mengutarakan kepada publik bahwa ia tidak ingin berpretensi telah punya penonton yang selalu bertepuk tangan. Bukankah karya meditatif lahir dari kesunyian di tengah hingar bingar Metropolitan?
Meminjam artikulasi dari novelis Ayu Utami dalam novel Saman, "Sejak lama kutemukan hidupku adalah menari. Bukan di panggung melainkan di sebuah ruang dalam dalam diriku sendiri...tempat itu suwung tanpa pengunjung...Aku bisa mendengar roceh dan rebab. Tapi bermain sendiri-sendiri, seperti aku: menari sendiri...."
Cut Mini telah menari sendiri. Persahabatan itu suwung tanpa pengunjung. Yang ada hanya arisan dan tidak ada
kebenaran-kebenaran seperti dipidatokan dari mimbar kantor-kantor metropolitan yang saling memberi untuk menerima. Fuih...inilah wajah kita yang menari di atas kata-kata.
Arisan! 2 punya langgam bahwa hidup tidak pernah datar. Dan Meimei menutupi kanker yang menggerogoti dirinya. Teman datang dan pergi, namun teman sejati selalu bersemayam di hati.
(A024)
Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011