... satu pekan ke depan beberapa perairan Kalimantan Barat sangat rawan bagi pelayaran kapal motor ukuran kecil dan sedang...
Pontianak, Kalimantan Barat (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Pontianak, menyatakan, gelombang laut di perairan Natuna berpotensi mencapai enam meter. Ini sangat berbahaya bagi pelayaran kapal motor kecil dan menengah.
"Hingga satu pekan ke depan beberapa perairan Kalimantan Barat sangat rawan bagi pelayaran kapal motor ukuran kecil dan sedang, seperti di perairan Natuna, perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Sambas, Singkawang-Sambas, dan Karimata," kata prakirawan BMKG Maritim Pontianak, Prada Wellyantama di Pontianak, Senin.
Data BMKG Maritim Pontianak mencatat, potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Kalbar, untuk satu minggu ke depan, yakni Senin (12/12) perairan Natuna 5,0 - 6,0 meter, perairan China Selatan utara Natuna 6,0 meter - 7,0 meter, Kepulauan Natuna 5,0 meter - 6,0 meter, Kepulauan Anabas 5,0 meter - 6,0 meter, Sambas 5,0 meter - 6,0 meter, sementara perairan Pontianak, Karimata dan Ketapang ketinggian gelombangnya di bawah dua meter.
Kemudian, pada Selasa (13/12) ketinggian gelombang perairan Natuna, perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Kepulauan Anabas, dan Sambas ketinggian gelombangnya diatas 3,0 meter - 5,0 meter.
Pada Rabu (14/12) ketinggian gelombang perairan Natuna, perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Kepulauan Anabas, dan Sambas ketinggian gelombangnya diatas 2,5 meter - 4,0 meter. Kemudian Kamis (15/12) ketinggian gelombang perairan Natuna, perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Kepulauan Anabas, dan Sambas ketinggian gelombangnya di atas 2,0 meter - 4,0 meter.
"Untuk perairan Pontianak, Karimata dan Ketapang ketinggian gelombangnya rata-rata di bawah dua meter atau aman untuk pelayaran menggunakan kapal motor kecil," kata Prada.
Prada mengimbau, para nelayan dan masyarakat sebaiknya tidak turun ke laut pada sejumlah perairan yang sangat berpotensi terjadi gelombang tinggi itu. (A057)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011