Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah senilai 10 poin pada awal pekan, Senin sore, mengingat hasil konperensi tingkat tinggi Uni Eropa (KTT UE) yang kurang mengesankan pasar.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Senin sore bergerak melemah 10 poin ke posisi Rp9.050 dibanding sebelumnya Rp9.040.
"Rupiah masih bergerak melemah mengingat hasil KTT Uni Eropa yang kurang mengesankan pelaku pasar keuangan, sentimen resiko juga belum benar-benar pulih," kata pengamat pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting, di Jakarta.
Ia mengemukakan, pertemuan pemimpin UE belum memberikan harapan bagi pelaku pasar untuk menghasilkan adanya solusi yang lebih agresif dalam menangani krisis utang di Eropa.
"Sejumlah kalangan analis berpendapat bahwa apa yang telah dilakukan pemimpin Uni Eropa mungkin belum cukup meyakinkan European Central Bank untuk meningkatkan pembelian obligasi secara signifikan sebagai upaya meredam gejolak di pasar obligasi," katanya.
Ia mengatakan, pelaku pasar masih akan terus menunggu langkah nyata dari Eropa dalam perjuangan melawan krisis utangnya.
Meski demikian, kata dia, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan sesuai perkiraan, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level enam persen pada Desember setelah secara tak terduga melakukan pemangkasan sebesar 50 basis poin di bulan November.
"Mengendalikan rupiah menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi BI setelah mereka memangkas suku bunga dalam dua bulan terakhir di tengah kekacauan Eropa," katanya.
Ia menyatakan, intervensi oleh BI telah membantu rupiah mengurangi sebagian pelemahan di pasar, guna menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah BI pada Senin tercatat mata uang rupiah melemah ke posisi Rp9.085 dibanding sebelumnya Rp9.040.
(T.KR-ZMF/A023)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011