Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan ekspor pada April 2022 yang tercatat 27,32 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 47,76 persen (yoy) merupakan bukti nyata adanya perbaikan dalam struktur ekonomi Indonesia.
“Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya agar perbaikan ini berkesinambungan,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu di Jakarta, Rabu.
Febrio mengatakan potensi penguatan nilai ekspor ini masih akan terus tinggi seiring tren positif dari harga komoditas di pasar global yang diperkirakan masih berlanjut.
Baca juga: Ekspor pertanian tumbuh 15,89 persen pada April 2022
Hal tersebut juga terus diimbangi dengan baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat yakni 47,7 persen (yoy) sedangkan ekspor migas tumbuh 48,92 persen (yoy).
Meski demikian, Febrio menegaskan pihaknya akan terus memantau potensi dampak konflik Rusia dan Ukraina yang salah satunya melalui transmisi volume dan harga komoditas global.
Di sisi lain, kenaikan harga komoditas global membawa dampak positif tersendiri bagi ekspor Indonesia khususnya terkait energi, mineral dan logam sehingga mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Neraca perdagangan tembus rekor, Airlangga: Ekonomi RI kian tangguh
Ia menjelaskan likuiditas yang meningkat dari aktivitas ekspor akan berdampak positif bagi kegiatan konsumsi dan investasi domestik sehingga akan mampu menjaga momentum pemulihan ekonomi.
“Menguatnya ekspor diharapkan terus menopang surplus neraca perdagangan sehingga memberikan dampak positif bagi aktivitas sektor riil,” kata Febrio.
Surplus neraca perdagangan pada April 2022 tercatat 7,56 miliar dolar AS yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu surplus 4,54 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan yang tinggi ini akan berdampak positif bagi PDB Indonesia pada kuartal II-2022.
Surplus neraca perdagangan juga menopang stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah tekanan risiko global sehingga menjadi bantalan stabilitas ekonomi Indonesia.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022