Para pebalap traktor tersebut beradu cepat mengemudikan alat pembajak sawah tersebut di area seluas satu petak sawah dengan jarak tempuh 100 meter.
"Siapa paling cepat, dialah pemenangnya. Peserta dituntut untuk mengemudikan traktor dengan cepat dan benar," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Klaten Wahyu Prasetya di sela lomba.
Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa ternyata belum semua peserta, terutama petani piawai mengoperasikan traktor karena beberapa di antara peserta ada yang terlihat canggung saat mengoperasikannya sehingga jalannya alat pembajak sawah tersebut berbelok-belok.
Petani yang tak terbiasa menggunakan traktor pun terlihat dari caranya mengoperasikan alat tersebut karena tampak kebingungan saat mesin menemui kendala.
Wahyu mengatakan, lomba tersebut juga bertujuan untuk menyosialisasikan penerapan teknik bajak sawah kepada para petani yang selama ini masih bergantung pada kerbau dalam melakukan pengolahan lahan pertanian.
"Traktor sudah ada sejak dulu namun hingga kini belum banyak digunakan petani, sehingga kami berinisiatif mengenalkan lebih dekat kepada mereka tentang mudahnya penggunaan traktor untuk membajak sawah," katanya.
Kegiatan lomba tersebut dilakukan selama dua hari, yakni 12-13 Desember 2011 dan diikuti oleh 90 peserta, 77 peserta merupakan petani, delapan lainnya merupakan anggota TNI.
Juara lomba masing-masing mendapat uang tunai Rp2 juta hinggaRp4 juta. Juara harapan, masing-masing mendapat hadiah uang Rp.500.000 hingga Rp1,5 juta.
Wahyu berharap lomba balap traktor ini juga dapat menggugah semangat para petani untuk kembali mengolah lahan sawah mereka dan bertanam padi setelah pada musim tanam sebelumnya berhenti akibat serangan wereng batang cokelat.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011