Yogyakarta (ANTARA News) - Pengelola Pondok Pesantren Al-Hikmah, di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan ruang berkesenian bagi para santrinya, kata pimpinan pondok pesantren itu, KH Harun Al Rasyid.
"Para santri memang diberi keleluasaan mengembangkan bakat seninya terutama musik, meskipun tetap pada jalur seni yang islami," katanya di sela Tausyiah dan Seni di Ponpes Al-Hikmah Karangmojo, Minggu.
Acara yang mengusung tema "Seni untuk Allah: dengan seni hidup menjadi indah" itu, ia mengatakan berkesenian sebenarnya sebagai kebutuhan hidup, seperti halnya berolahraga dan sebagainya.
"Hanya saja, jenis seni yang dikembangkan di pondok pesantren harus selaras dan sejalan dengan ajaran serta nilai-nilai Islam," kata dia.
Menurut dia, sebenarnya berkesenian di pondok pesantren sampai saat ini masih dalam proses pencarian bentuk, yaitu seni yang bagaimana seperti yang dikehendaki Islam.
"Untuk itu, di Pondok Pesantren Al-Hikmah tidak `alergi` atau menolak mentah-mentah kehadiran seni di lingkungan pondok pesantren. Seni di pondok pesantren harus bernapaskan islami," katanya.
Ia mengatakan jika berkesenian para santri di pondok pesantren ini dilarang atau ditiadakan, maka justru akan mematikan kreativitas berkesenian mereka.
"Kami akan tetap membuka ruang seni yang islami bagi para santri. Contohnya, di pondok pesantren ini ada dua grup musik yang anggotanya para santri," katanya.
Dalam kegiatan tersebut diisi dengan tausyiah oleh Ustadz Adnan yang dalam menyampaikan ceramahnya diselingi dengan lantunan lagu-lagu dakwah ciptaannya sendiri, serta Ustadzah Hj Sitoresmi Prabuningrat.
Kegiatan tersebut dihadiri para santri dan wali santri serta sejumlah rombongan perkumpulan pengajian di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
(U.H008/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011