Jakarta (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) siap
memproduksi sekitar 15 juta ampul vaksin flu burung untuk unggas pada Maret 2006 baik untuk keperluan domestik maupun ekspor, dan kini tinggal menunggu izin dari pemerintah.
"Wapres mendukung izin produksi vaksin flu burung tersebut agar dipercepat," kata Rektor IPB Ansori Mattjik, usai bertemu Wapres M Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Senin.
Dijelaskannya, vaksin tersebut telah diriset oleh IPB bekerjasama dengan Shigeta Jepang selama sekitar satu tahun dan telah lulus uji coba, tinggal menunggu ijin produksi dari pemerintah cq Deptan.
Sedangkan vaksin flu burung untuk manusia, menurut dia, sedang diteliti pembuatannya oleh Universitas Indonesia bekerjasama dengan IPB.
Ditambahkan Wakil Ketua Majelis Wali Amanat IPB Soleh Solahuddin, pihaknya tidak hanya memproduksi vaksin flu burung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga ekspor.
Sejumlah negara yang tengah dijajaki dan berminat terhadap vaksin flu burung tersebut adalah Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Laos.
Menurut dia, lamanya izin produksi terkait karena pada awalnya IPB dan Shigeta memproduksi vaksin tersebut dengan menggunakan GMO (rekayasa genetika) namun hal itu hanya pada tahap awal saja, sehingga prosesnya lama di Komisi Keamanan Hayati dan akhirnya lolos.
"Setelah dari sana, sekarang pada tahap akhir yaitu ada Komisi Obat Hewan yang akan memberi rekomendasi kepada dirjen dan menteri (Mentan) agar vaksin IPB itu dapat izin untuk disebarluaskan," ujar Soleh.
IPB, kata dia, mengharapkan izin tersebut bisa selesai pada awal Maret 2006, sehingga bisa langsung diproduksi dan dipasarkan baik di pasar domestik maupun ekspor.
"Kita harapkan bisa memasok sekitar 50 persen dari pasar obat-obatan flu burung sehingga bisa menekan terjangkitnya flu burung setidaknya pada 50 persen unggas di dalam negeri," kata Soleh.
IPB mampu memproduksi vaksin tersebut sebanyak 15 juta ampul dalam satu sampai dua minggu. Ia mengharapkan dengan adanya vaksin IPB tersebut, wabah flu burung bisa dikendalikan dan bisa diatasi dalam waktu singkat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006