Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan dituntut untuk mengambil peran utama dalam meningkatkan kemampuan literasi masyarakat untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang memiliki kemampuan adaptasi teknologi.

"Ini dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan transformasi ekonomi berbasis digital," ujar Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando, di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan pihaknya berupaya mewujudkan ekosistem digital nasional melalui transformasi perpustakaan.

Pada peringatan HUT Ke-42 Perpusnas yang mengusung tema "Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional", Syarif menjelaskan ada delapan upaya yang dilakukan Perpusnas untuk mewujudkan ekosistem digital nasional.

“Salah satunya integrasi perpustakaan yakni perpustakaan sebagai media integrasi pengetahuan dan kolaborasi antarilmuwan, dan menemukan solusi terbaik secara multiperspektif," kata dia.

Baca juga: Kemenko PMK: Transformasi perpustakaan merupakan suatu keharusan

Kedua, perpustakaan melakukan visualisasi data, baik data terstruktur maupun data tidak terstruktur. Ketiga, perpustakaan mendokumentasikan dan mengemas dalam format multimedia setiap modal intelektual (intellectual capital) masyarakat.

Keempat, perpustakaan menggunakan teknologi semantik (semantic technologies) untuk memudahkan pencarian cerdas berbagai sumber pengetahuan bagi masyarakat.

"Kelebihan teknologi semantik adalah kemampuan untuk menggali sumber ilmu pengetahuan secara online, tidak perlu membuka halaman web satu per satu, dengan memanfaatkan agen untuk menjelajahi ribuan situs web," kata dia.

Kelima, perpustakaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan memanfaatkan teknologi "big data mining" menyebarluaskan berbagai jenis data ke masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.

"Data mining bertujuan membuat data yang melimpah di perpustakaan lebih bermanfaat berdasarkan pola yang dihasilkan dari proses analisis data," kata Syarif.

Baca juga: Transformasi perpustakaan bagian dari pembangunan ekosistem nasional

Keenam, perpustakaan juga perlu menyesuaikan perkembangan demografi dan perubahan perilaku generasi milenial dalam akses dan penggunaan informasi dan pengetahuan. Generasi milenial membaca dan menyerap pengetahuan menggunakan media sosial seperti YouTube, TikTok, Podcast, dan sebagainya.

"Dengan gambaran tersebut, transformasi perpustakaan sangat berkaitan erat dengan distribusi pengetahuan melalui berbagai saluran media sosial sebagai salah satu aspek dari ekosistem digital," katanya.

Ketujuh, perpustakaan melakukan transformasi bahan perpustakaan tercetak dan analog ke format digital untuk kepentingan akses dan pelestarian.

Terakhir, perpustakaan dapat melakukan optimalisasi ruang virtual untuk layanan perpustakaan. Perpustakaan melaksanakan berbagai kegiatan workshop, webinar, pelatihan, siaran radio untuk membuat berbagai konten positif.

Untuk mewujudkan ekosistem digital, Perpusnas telah menyiapkan 17 layanan digital yakni perpustakaan digital iPusnas, Indonesia OneSearch (IOS), e-Resources, INLIS-Lite, alih media bahan perpustakaan dan naskah kuno, layanan ISBN dan ISMN online, E-learning Diklat Pustakawan (Eldika), pengembangan infrastruktur TIK, uji kompetensi pustakawan online.

Baca juga: Kepala Perpusnas: Literasi berperan ciptakan tenaga kerja terampil

Kemudian Pojok Baca Digital (Pocadi), layanan mobil perpustakaan keliling multimedia, pembangunan modul "interlibrary loan" terintegrasi pada aplikasi perpustakaan, pengembangan aplikasi tajuk penerbit (Direktori Penerbit), aplikasi kartu anggota virtual berbasis Android/IOS, pendataan perpustakaan, e-Deposit, dan visitasi online akreditasi perpustakaan.

Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022