telah dilakukan karantina sementara untuk sapi yang terjangkitBandarlampung (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung menyebutkan bahwa penelusuran kasus penyakit mulut dan kuku pada ternak (PMK) di daerahnya masih terus dilakukan.
"Penelusuran kasus PMK untuk mengetahui asal penularan masih dilakukan, sebab semua penularan dari transmisi lokal bisa lewat udara atau kontaminasi lainnya ini masih terus ditelusuri," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Marwati, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan, di Lampung saat ini total telah ada 11 ekor sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku dari dua daerah berbeda.
"Sapi yang terjangkit positif PMK milik peternak ada 11 ekor dari total ternak yang ada 860.951 ekor. 11 ekor itu berasal dari 5 ekor asal Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan 6 ekor dari Kabupaten Mesuji," katanya.
Baca juga: Lampung batasi lalulintas perdagangan ternak dari luar daerah
Baca juga: Wagub DKI upayakan tekan kenaikan harga daging saat PMK merebak
Menurutnya, kondisi ternak yang terjangkit PMK saat ini telah mulai membaik setelah menjalani karantina selama 14 hari.
"Untuk mencegah transmisi lokal antar ternak telah dilakukan karantina sementara untuk sapi yang terjangkit, dan melakukan pemberian obat, serta vitamin," ucapnya.
Dia melanjutkan, untuk penerimaan vaksin PMK bagi ternak pihaknya masih menunggu alokasi dari Kementerian Pertanian.
"Untuk vaksin masih menunggu dari Kementerian Pertanian, nanti yang akan divaksin adalah sapi yang sehat. Sapi yang sedang sakit kita beri antibiotik, vitamin dan diberi pakan dengan baik, serta melakukan tatacara pemeliharaan yang baik pula," katanya lagi.
Diketahui sebelumnya untuk mencegah perluasan dan bentuk pengendalian penularan penyakit mulut dan kuku pada ternak Kementerian Pertanian segera melakukan vaksinasi hewan ternak di wilayah wabah maupun di daerah yang tidak terjadi wabah penyakit mulut dan kuku pada ternak.
Sementara itu sembari menunggu pengadaan dan produksi vaksin, pemerintah telah mendistribusikan obat-obatan, vitamin, dan antibiotik untuk meningkatkan imunitas hewan ternak agar tidak mudah terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Baca juga: Seratusan sapi yang terkena wabah PMK di Lombok Tengah sembuh
Menurutnya, kondisi ternak yang terjangkit PMK saat ini telah mulai membaik setelah menjalani karantina selama 14 hari.
"Untuk mencegah transmisi lokal antar ternak telah dilakukan karantina sementara untuk sapi yang terjangkit, dan melakukan pemberian obat, serta vitamin," ucapnya.
Dia melanjutkan, untuk penerimaan vaksin PMK bagi ternak pihaknya masih menunggu alokasi dari Kementerian Pertanian.
"Untuk vaksin masih menunggu dari Kementerian Pertanian, nanti yang akan divaksin adalah sapi yang sehat. Sapi yang sedang sakit kita beri antibiotik, vitamin dan diberi pakan dengan baik, serta melakukan tatacara pemeliharaan yang baik pula," katanya lagi.
Diketahui sebelumnya untuk mencegah perluasan dan bentuk pengendalian penularan penyakit mulut dan kuku pada ternak Kementerian Pertanian segera melakukan vaksinasi hewan ternak di wilayah wabah maupun di daerah yang tidak terjadi wabah penyakit mulut dan kuku pada ternak.
Sementara itu sembari menunggu pengadaan dan produksi vaksin, pemerintah telah mendistribusikan obat-obatan, vitamin, dan antibiotik untuk meningkatkan imunitas hewan ternak agar tidak mudah terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Baca juga: Seratusan sapi yang terkena wabah PMK di Lombok Tengah sembuh
Baca juga: Empat ekor sapi di Payakumbuh-Sumbar positif terjangkit kuku mulut
Baca juga: Karantina Pertanian Surabaya tolak transit sapi asal Kupang
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022