Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil mengatakan, sebenarnya ada peluang bagi Indonesia untuk menurunkan tarif telepon dengan mengadopsi teknologi baru yang menggunakan sistem duopoli dan penyempurnaan sistem interkoneksi. "Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi yang amat pesat mengarah pada menurunnya ongkos produksi," kata Menkominfo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR/MPR Senin. Menurut Menkominfo, salah satu sasaran strategis Ditjen Postel saat ini adalah mengupayakan semakin murahnya tarif relatif telepon sehingga semakin terjangkau oleh daya beli masyarakat luas. Sofyan mengatakan, posisi Pemerintah sesuai dengan UU 36/1999 tidak memungkinkan untuk menentukan besaran tarif. "Yang jadi kewenangan Pemerintah adalah menentukan formula dan tarif tertinggi," katanya. Dia menambahkan, terkait dengan usulan Telkom berupa penyeimbangan kembali tarif yang memberatkan masyarakat, Ditjen Postel berpendapat bahwa tidaklah bijak untuk menaikkan tarif tahun ini karena kondisi makro ekonomi masyarakat yang memprihatinkan. "Hal yang cukup esensial adalah dukungan Komisi I DPR untuk mengakhiri skema duopoli yang menutup peluang partisipasi operator di luar telkom dan Indosat untuk bergerak di bidang jasa "fixed line" lokal, SLJJ dan internasional," kata Menkominfo. Sofyan mengatakan pihaknya terus mendorong kompetisi pada penyelenggaraan telepon selular yang mampu memberikan kecenderungan penurunan tarif kepada pengguna. "Di samping itu, penyelenggara `telepon tetap` terus didorong untuk memanfaatkan penggunaan teknologi baru dengan biaya investasi yang relatif lebih rendah," katanya. Menurut Menkominfo, masalah besarnya biaya investasi pada alat produksi di masa lampau telah diusahakan dengan menetapkan ketentuan pemodernan fungsinya, di mana dengan alat produksi tersebut, diharapkan akan mampu menghasilkan jumlah produksi yang mendekati hasil yang diperoleh melalui teknologi baru. "Dengan demikian, secara potensial, besaran tarif sangat mungkin untuk diturunkan, hanya saja regulasinya harus dibuat dengan tepat," kata Sofyan Djalil.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006