"Maaf saya tidak bisa berkomentar banyak karena kami masih stres dan ingin segera bertemu keluarga," kata salah satu Warga Negara Indonesia yang menjadi korban pembajakan perompak Somalia, Imanuel Rahayaan kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Kamis malam.
Ketika ditanyakan pengalaman selama disandera perompak Somalia, Imanuel tidak menjawabnya.
Sementara itu, rekan-rekan Imanuel lainnya juga lebih banyak diam dan menghindari pertanyaan wartawan.
Mereka juga terlihat terburu-buru meninggalkan bandara Soekarno Hatta.
Konsultan hukum para WNI yang menjadi korban pembajakan perompak Somalia, Muhammad Ali di lokasi yang sama mengatakan pada Kamis malam ini hanya 12 WNI yang tiba di Indonesia dengan menumpang pesawat milik maskapai penerbangan Qatar Airways.
Muhammad Ali mengatakan, satu orang WNI lainnya yakni Djasmil akan menyusul rekan-rekannya tiba di Indonesia pada Jumat (9/12) malam.
Dia juga menambahkan, para WNI tersebut disandera oleh perompak Somalia sejak bulan Mei 2011.
"Setelah sekitar tujuh bulan disandera, kini mereka bisa pulang kembali ke Indonesia ini semua berkat bantuan Pemerintah Indonesia juga," katanya.
Sementara itu, 13 WNI menjadi korban pembajakan saat menjadi kru pada sebuah kapal tanker berbendara Singapura, MT Gemini.
Kapal itu membawa 28.000 ton minyak sawit mentah (CPO) dari Indonesia yang hendak dikirim ke Kenya.
Di dalam kapal terdapat 13 kru asal Indonesia, lima dari China, empat dari Korea Selatan, dan empat berkewarganegaraan Myanmar. (W004/C004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011