Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Sebanyak 60 gerilyawan Taliban, termasuk lima tokoh yang berpangkat tinggi, menyerahkan diri, Minggu, sebagai bagian dari program amnesti pemerintah dan berjanji meletakkan senjata dan bekerja bagi pembangunan kembali Afghanistan, kata seorang pejabat. Di antara mereka adalah mantan walikota Maymana, ibukota provinsi Faryab, Afghanistan baratlaut, dan mantan kepala kepolisian provinsi Jawzjan, kata Abdul Razaq, direktur Komisi Independen Nasional bagi Perdamaian dan Rekonsiliasi di kota Kandahar, Afghanistan selatan. "Enam-puluh Taliban, termasuk lima pejabat tinggi di bawah Taliban, menyerahkan diri hari ini sebagai bagian dari proses perdamaian dan rekonsiliasi," katanya, seperti dilaporkan AFP. Mullah Mohammad Rasoul, yang dulu walikota Maymana, Faryab, mengatakan ia ingin mengambil bagian dalam pembangunan kembali Afghanistan yang diporakporandakan perang. "Saya bergabung dalam proses perdamaian untuk mengambil bagian dalam pembangunan kembali negara saya dan saya meminta saudara-saudara saya mengikuti proses itu dan berhenti berperang," katanya. Lebih dari 1.200 anggota Taliban atau kelompok garis keras Hezb-e-Islami kubu panglima perang yang diburu, Gulbuddin Hekmatyar, telah menandatangani surat amnesti sejak program itu dimulai kurang dari setahun lalu. Pemerintah Taliban digulingkan dari kekuasaan pada akhir 2001 dalam invasi yang dipimpin AS, setelah mereka menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang dituduh mendalangi serangan-serangan 11 September di wilayah Amerika. Taliban dan gerilyawan muslim garis keras lain, termasuk sejumlah orang yang terkait dengan Al-Qaeda, melancarkan pemberontakan yang menewaskan 1.700 orang dalam setahun ini, sebagian besar militan yang dibunuh oleh pasukan keamanan Afghanistan dan asing. Presiden Hamid Karzai menawarkan amnesti kepada anggota-anggota gerakan Taliban, yang berkuasa dari 1996 hingga 2001, dan gerilyawan muslim garis keras lain "yang tangannya tidak bernoda darah rakyat tidak berdosa" dalam perang 25 tahun. (*)

Copyright © ANTARA 2006