Jakarta (ANTARA News) - Perum LKBN ANTARA mendukung gerakan menghijaukan lingkungan Monumen Nasional (Monas) melalui Program Gemas yang diinisiasi oleh Indonesia Business Links (IBL), PT Tirta Investama (Danone Aqua), dan PT Reksa Kencana.
Direktur Utama LKBN ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya sudah bertekad untuk mengimplementasikan Program Gerakan Membuang Sampah (Gemas).
"Sudah saatnya kita turut ambil bagian dalam gerakan membangun Indonesia yang hijau dan sehat," katanya.
Ia menambahkan, langkah awal untuk menuju Indonesia hijau dapat dilakukan di mana saja salah satunya kawasan Monas yang tahun ini memasuki usia emasnya 50 tahun.
Sinergi berbagai pihak itu salah satunya diwujudkan dengan menempatkan mesin pendaur ulang sampah plastik (Reverse Vending Machine/RVM) ditempatkan di pintu masuk Ruang Sejarah Monas.
Pada mesin itu, pengunjung dapat turut serta berpartisipasi mendaur ulang sampah plastiknya sehingga tidak mengotori kawasan Monas.
"RVM atau Si Gemas adalah ikon gerakan agar bangsa ini menghargai kedisiplinan warganya yang juga mencintai Indonesia dan lingkungan," katanya.
Pihaknya sebagai kantor berita dan pengelola portal publik antaranews.com akan turut menyebarkan berbagai kegiatan yang terkait dengan program Indonesia hijau dan sehat.
Empat pihak yakni Indonesia Business Links (IBL), PT Tirta Investama (Danone-Aqua), PT Reksa Kencana, dan LKBN ANTARA secara resmi menyerahkan satu unit mesin pendaur ulang sampah plastik RVM kepada Direktur UPT Monas, Rini Hariani.
"Salah satu masalah di kota besar adalah masalah sampah sehingga sudah saatnya kita mengedukasi masyarakat tentang perilaku pengelolaan sampah plastik secara mandiri," kata Vice President Corporate Secretary PT Tirta Investama (Danone-Aqua), Parmaningsih Hadinegoro.
Mesin RVM merupakan mesin daur ulang sampah berbobot 450-500 kg yang dilengkapi alat sensor benda guna menyeleksi botol yang dimasukkan plus monitor ukuran 32 inchi berupa LCD monitor.
Dalam operasionalnya mesin RVM dapat diatur secara spesifik untuk menerima bentuk sampah tertentu, misalnya sampah plastik.
Alat itu bekerja dengan dilengkapi monitor yang disiapkan untuk hanya menerima sampah kemasan botol plastik dan kaleng yang benar-benar sudah kosong.
RVM akan menolak bila di dalam sampah botol plastik dan kaleng tersebut masih berisi air, di layar monitor juga akan muncul ajakan kepada masyarakat untuk mengikuti dan membiasakan diri dalam membuang sampah.
Mesin tersebut diimpor oleh PT Reksa Kencana yang juga memperkenalkan pengalaman membuang sampah secara "fun" dan "rewarding".
Fun karena masyarakat bisa melihat dan merasakan sendiri proses penghancuran sampah, dan rewarding karena setelah membuang sampah masyarakat akan mendapatkan poin yang kemudian dapat ditukarkan dengan tiket masuk ke Monas.
Direktur UPT Monas, Rini Hariani, mengatakan, pihaknya menyambut baik program yang diimplementasikan di Monas berikut penempatan alat RVM di lingkungan monumen tersebut.
"Melalui pengalaman membuang sampah yang fun dan rewarding, setiap sampah atau botol plastik yang dimasukkan akan mendapat lima poin. Dengan mengumpulkan sejumlah poin akan dapat ditukarkan dengan tiket masuk Monas di loket penjualan tiket," katanya.
Sementara itu Direktur Eksekutif IBL, Yanti Triwadiantini, mengatakan, pihaknya menginisiasi aksi tersebut dengan melibatkan perusahaan yang berkomitmen melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan untuk Indonesia yang lebih baik.
"Kami sebagai lembaga nirlaba berupaya untuk menggalang kesadaran pelaku bisnis untuk selalu peduli dan bertanggung jawab," katanya.
Mesin RVM sendiri telah ditempatkan di pintu utama masuk Ruang Sejarah Monas sejak Selasa (6/12) dan rencananya akan berada di tempat itu selama setahun ke depan.
(H016/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011