Pariaman (ANTARA News) - Warga Pariaman, Sumatera Barat beramai-ramai mengarak sorban Hosen pada kelanjutan prosesi Pesta Budaya Tabuik Pariaman 2011 perayaan memperingati Hari Asyura 10 Muharram 1433 Hijriyah.
"Prosesi kelima `maarak saroban` (mengarak sorban) Hosen yang ditemukan melambangkan kebesaran dan penghormatan terhadap seorang pemimpin," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pariaman, Effendi Jamal di Pariaman, Kamis.
Mengarak sorban tersebut, katanya, digelar Rabu malam, sama dengan prosesi sebelumnya dengan arak-arakan dua nagari, yakni nagari Pasa dan Subarang.
Anak Nagari Pasa dan Subarang berangkat dari rumah Tabuik masing-masing menuju pusat kota, sambil diiringi tabuhan gendang Tasa serta panji-panji dan obor dipegangi anak-anak di paling depan.
Pantauan di lapangan, Rabu malam, ratusan warga yang ingin menyaksikan prosesi kelima itu memenuhi pusat kota Pariaman, tepatnya di depan tugu Tabuik.
Prosesi selanjutnya akan digelar pada Minggu (11/12), prosesi akan dilanjutkan dengan "Tabuik Naik Pangkek" kemudian pada sore harinya Tabuik akan dilarung ke laut.
Puncak Pesta budaya tahunan Tabuik kali ini, kata Effendi, jatuh pada 15 muharram 1433 hijriyah dan telah digelar selama 15 hari sejak tanggal 1 muharram.
Seharusnya, iven itu hanya 10 hari dan puncak kegiatan Tabuik pada tanggal 10 Muharram sesuai tradisinya, namun karena kali ini iven pariwisata, maka kegiatan Pesta Tabuik lebih lama.
Selain itu, pertimbangannya pada 11 Desember bertepatan dengan hari Minggu, sehingga pengunjung dari luar kota bisa meluangkan waktunya untuk menyaksikan Tabuik dibuang ke laut.
Menjelang kegiatan puncak, tambahnya, pengunjung setiap hari dari siang hingga malam dapat menyaksikan berbagai pertunjukan seni budaya serta perlombaan kesenian tradisional dan modern.
Pihaknya bekerjasama dengan pihak terkait juga membuka pasar malam dan bazaar di kawasan Pasar Produksi Jati Pariaman.
Keseluruhan prosesi menjelang puncak "hoyak" Tabuik meliputi pelaksanaan prosesi ritual mulai dari prosesi "Maambiak Tanah", "Manabang Batang Pisang", "Maarak Jari-Jari", "Maatam", "Maarak Saroban", "Tabuik Naik Pangkek" hingga Puncak Hoyak (guncang) Tabuik yang berakhir setelah Tabuik dibuang ke laut seiring matahari terbenam.
(ANT-208/M019)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011