Brussels (ANTARA News) - NATO dan Rusia pada Kamis mulai mendapat dorongan segar untuk menyelesaikan perselisihan mendalam mengenai perisai rudal di Eropa dengan kepala aliansi yang bersikeras bahwa perisai tidak ditujukan kepada Moskow.

Para menteri luar negeri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) termasuk Menlu AS Hillary Clinton bertemu dengan mitra mereka dari Rusia, Menlu Sergei Lavrov, selama pembicaraan di Brussels yang bertujuan untuk meyakinkan Moskow dengan penekanan keinginan mereka untuk melanjutkan perundingan.

"Sistem ini tidak mengancam Rusia. Juga tidak mengubah strategis keseimbangan," kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada awal pembicaraan dengan mantan musuh era Perang Dingin itu.

Rasmussen telah mendesak Rusia pada Rabu untuk menahan diri dari membuang-buang uang untuk penanggulangan terhadap "musuh buatan itu."

Jenderal terkemuka Rusia Nikolai Makarov memperingatkan bahwa Moskow adalah "didorong" ke perlombaan senjata baru.

Presiden Dmitry Medvedev bulan lalu mengumumkan bahwa Rusia siap untuk menyebarkan rudal-rudal jelajah sedang Iskander di sekitar Kaliningrad, yang perbatasan dengan anggota Uni Eropa, Polandia dan Lithuania.

Rusia kemudian juga mengalihkan sistem peringatan radar baru terhadap rudal yang masuk di Kaliningrad dan mengatakan pihaknya berhak untuk menyerang komponen perisai rudal NATO di Eropa jika tuntutannya tidak dipenuhi.

Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, mengatakan ancaman Medvedev adalah "mengecewakan", tetapi NATO masih bersedia untuk mencari kerja sama dengannya.

"Tawaran NATO adalah perundingan dengan Rusia dan kami ingin melihat kerja sama praktis pertahanan rudal di masa depan," kata Haque kepada wartawan menjelang pembicaraan.

NATO dan Rusia telah berselisih soal perisai rudal meskipun pada tahun lalu menyetujui untuk mengeksplorasi cara-cara guna bekerja sama dalam sistem, yang para pejabat Barat bersikeras ditujukan untuk menangkal serangan dari Iran atau "negara nakal" lainnya.

Moskow ingin bekas musuh Perang Dingin itu memberikan dokumen yang mengikat secara hukum, yang menyatakan sistem itu tidak ditujukan terhadap Rusia, namun NATO mengatakan telah membuat pernyataan cukup dan kerja sama adalah solusi terbaik.

NATO juga telah menolak permintaan Rusia untuk membangun satu sistem bersama yang saling menukar data sensitif yang memungkinkan Moskow bisa mengatakan kapan untuk merespon kemungkinan serangan.

NATO dan Amerika Serikat telah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia sejak Presiden Barack Obama berkuasa pada tahun 2009.

Tetapi Menlu AS Hillary Clinton pekan ini membuat marah Rusia saat menyuarakan "keprihatinan serius" tentang pemilihan parlemen negara besar itu dan menyerukan penyelidikan atas tuduhan penipuan dan kecurangan itu.

Meskipun kecurigaan-kecurigaan antara bekas musuh Perang Dingin itu berlangsung lama, namun Rusia telah mengizinkan aliansi untuk menggunakan wilayahnya dalam pengiriman pasokan penting untuk pasukan NATO di Afghanistan.

Jalur transit melalui Rusia telah menjadi semakin penting karena

Pakistan menutup jalur pasokan setelah marah terhadap serangan udara Pakta Pertahanan itu di perbatasan Afghanistan bulan lalu, yang menewaskan 24 tentara Pakistan.
(H-AK/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011