Jakarta (ANTARA News) - Mesin pendaur ulang sampah plastik (Reserve Vending Machine/RVM) ditempatkan di pintu masuk ruang sejarah Monumen Nasional (Monas) selama satu tahun sebagai salah satu implementasi Program Gerakan Membuang Sampah (Gemas).

Tiga pihak, yakni Indonesia Business Links (IBL), PT Tirta Investasi (Danone Aqua), dan LKBN ANTARA di Jakarta, Kamis, sepakat memprakarsai Program Gemas dan secara resmi menyerahkan satu unit mesin pendaur ulang sampah plastik RVM kepada Kepala UPT Monas, Rini Hariani.

"Salah satu masalah di kota besar adalah masalah sampah sehingga sudah saatnya kita mengedukasi masyarakat tentang perilaku pengelolaan sampah plastik secara mandiri," kata Vice President Corporate Secretary PT Tirta Investama (Danone Aqua), Parmaningsih Hadinegoro.

Mesin RVM merupakan mesin daur ulang sampah berbobot 450-500 kg yang dilengkapi alat sensor benda guna menyeleksi botol yang dimasukkan plus monitor ukuran 32 inci berupa LCD monitor.

Dalam operasionalnya mesin RVM dapat diatur secara spesifik untuk menerima bentuk sampah tertentu, misalnya sampah plastik.

Alat itu bekerja dengan dilengkapi monitor yang disiapkan untuk hanya menerima sampah kemasan botol plastik dan kaleng yang benar-benar sudah kosong.

RVM akan menolak bila di dalam sampah botol plastik dan kaleng tersebut masih berisi air. Di layar monitor juga akan muncul ajakan kepada masyarakat untuk mengikuti dan membiasakan diri dalam membuang sampah.

Mesin tersebut diimpor oleh PT Reksa Kencana yang juga memperkenalkan pengalaman membuang sampah yang menyenangkan (fun) dan mendapat penghargaan (rewarding).

Fun karena masyarakat bisa melihat dan merasakan sendiri proses penghancuran sampah. Dan, rewarding karena setelah membuang sampah masyarakat akan mendapatkan poin yang kemudian dapat ditukarkan dengan tiket masuk ke Monas.

Kepala UPT Monas, Rini Hariani, mengatakan pihaknya menyambut baik program yang diimplementasikan di Monas berikut penempatan alat RVM di lingkungan monumen tersebut.

"Melalui pengalaman membuang sampah yang menyenangkan dan mendapatkan penghargaan, setiap sampah atau botol plastik yang dimasukkan akan mendapat 5 poin. Dengan mengumpulkan sejumlah poin akan dapat ditukarkan dengan tiket masuk Monas di loket penjualan tiket," katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif IBL, Tanti Triwidiantini, mengatakan pihaknya menginisiasi aksi tersebut dengan melibatkan perusahaan yang berkomitmen melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk Indonesia yang lebih baik.

"Kami sebagai lembaga nirlaba berupaya untuk menggalang kesadaran pelaku bisnis untuk selalu peduli dan bertanggung jawab," katanya.

Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf, mengatakan pihaknya turut ambil bagian dalam gerakan membangun Indonesia yang hijau dan sehat.

"RVM atau Si Gemas adalah ikon gerakan agar bangsa ini menghargai kedisiplinan warganya yang juga mencintai Indonesia dan lingkungan," katanya.

Pihaknya sebagai kantor berita dan pengelola portal publik antaranews.com akan turut menyebarkan berbagai kegiatan yang terkait dengan program Indonesia hijau dan sehat.

Mesin RVM sendiri telah ditempatkan di pintu utama masuk Ruang Sejarah Monas sejak Selasa (6/12) dan rencananya akan berada di tempat itu selama setahun ke depan.
(T.H016/R016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011