"Memang kalau ada keinginan untuk menurunkan itu sesuatu yang wajar saja karena dengan turunnya suku bunga diharapkan sektor rill lebih cepat bergerak, dan itu mendorong pertumbuhan," ujar Hatta saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Namun, lanjut dia, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan pada angka 6,0 persen merupakan keputusan yang patut didukung dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian terkini.
Menurut Hatta, suku bunga yang masih ditahan tersebut tidak terlalu dipermasalahkan, asalkan suku bunga kredit perbankan tidak terlalu tinggi sehingga secara intensif dapat menyalurkan kredit untuk sektor riil.
"Saya bisa memahami BI menahan itu ketika rupiah kita juga tertekan, ada sesuatu yang harus menjadi pertimbangan, yang penting itu adalah antara enam persen dengan landing rate perbankan itu tidak terlalu jauh," ujarnya.
Hatta mengharapkan pada 2012, Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga acuan di bawah angka 6,0 persen untuk mempercepat proses penyaluran kredit.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada level 6,0 persen, didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perekonomian terkini, beberapa faktor risiko yang masih dihadapi dan prospek ekonomi ke depan.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah mengatakan Dewan Gubernur BI memandang level BI Rate saat ini masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi kedepan, serta kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan dan mengurangi dampak memburuknya prospek ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia.
"Evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum menunjukkan bahwa perekonomian domestik masih tetap kuat dengan stabilitas yang tetap terjaga," tuturnya.
Kedepan, Dewan Gubernur akan terus mencermati risiko memburuknya ekonomi global dan akan terus menjaga stabilitas makroekonomi, dan sistem keuangan serta memberikan stimulus untuk perekonomian domestik.
(S034/C004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011