Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah tudingan Muhammad Nazaruddin yang menyebut dirinya terlibat dalam proyek pembangunan Hambalang, dan menyatakan bahwa perkataan terdakwa kasus suap wisma atlet itu cerita fiksi yang diulang-ulang.
"Saya tidak pernah berurusan dengan anggaran dan tidak punya minat berurusan dengan proyek," kata Anas Urbaningrum di DPP Partai Demokrat di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, apa yang dikatakan oleh mantan bendahara umum Partai Demokrat itu hanyalah sebuah fiksi yang diulang-ulang.
"Itu adalah cerita fiksi yang diulang kadang-kadang ditambah, karena cerita fiksi yang diulang-ulang, maka tidak saya respon," kata Anas.
Anas menyatakan dirinya kini lebih berkonsentrasi kepada tugas-tugas organisasi yang lebih bermanfaat dengan kegiatan yang padat.
"Kalau kita punya akal sehat, kita tidak perlu menanggapi cerita-cerita fiksi itu," tukasnya.
Nama Urbaningrum disebut-sebut Nazaruddin ikut "memenangkan" PT Adhi Karya dalam proyek pembangunan pusat latihan olahraga, Hambalang, Jawa Barat.
"Pada April 2010, Adhi Karya diputuskan menang oleh Anas. Menurut Rosa, DGI (PT Duta Graha Indah Tbk) tidak bisa membantu Kongres Partai Demokrat, tapi Adhi Karya bisa," kata Nazaruddin.
Menurut Nazaruddin, BUMN tersebut sanggup memberikan Rp100 miliar untuk membantu kongres partai pemenang Pemilu 2009 lalu yang dilaksanakan di Bandung.
Nazaruddin juga mengatakan, Anas meminta bantuan kepada Mahfud Suroso sehingga akhirnya PT Adhi Karya bisa menang.
"Saya hanya dengar Anas menyerahkan Rp50 miliar ke Yulianis. Untuk detailnya Majelis Hakim dapat bertanya langsung kepada Anas dan Yulianis," katanya.
Tudingan itu tertuang dalam eksepsi yang dibacakan Nazaruddin di pengadilan Tipikor, Rabu (7/12).
(ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011