Jakarta (ANTARA News) - PT Lintas Marga Sedaya secara resmi Kamis memulai pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan, Jawa Barat yang dianggarkan menelan biaya Rp12,5 triliun.
Pembangunan jalan tol sepanjang 116 km itu akan didanai Lintas Marga Sedaya dari ekuitas dan utang dengan rasio 30:70, kata Lintas Marga Sedaya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dengan komposisi 30 persen berbanding 70 persen, maka dana bersumber dari ekuitas akan sebesar Rp3,7 triliun dan Rp8,8 triliun dari utang.
Proyek jalan tol ini telah mendapat tanggapan positif dari sejumlah lembaga keuangan menyusul adanya pembaruan perjanjian kontrak antara Lintas Marga Sedaya dan pemerintah yang menegaskan bahwa proyek ini semakin layak untuk mendapatkan pinjaman bank (bankable).
Ruas jalan tol Cikampek-Palimanan merupakan bagian penting dari ruas jalan tol lintas Jawa yang akan mengoptimalkan distribusi barang dan transportasi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pencanganan pembangunan ruas tol itu digelar hari ini, menyusul penandatanganan Perjanjian Pengusaha Jalan Tol (PPJT) yang terbaru antara Lintas Marga Sedaya dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada 28 Oktober 2011.
Konstruksi jalan tol sepanjang 116 km itu akan dimulai dari persimpangan Cikopo Kabupaten Purwakarta.
Acara pencanangan dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Menteri Kerja Raya Malaysia Datuk Seri Shaziman Bin Abu Mansor, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Kepala BPJT Ahmad Ghani Ghazali, serta pimpinan dan anggota Komisi V DPR dan DPD.
Direktur Utama Lintas Marga Sedaya Muhammad Fadzil mengatakan, pembangunan proyek tersebut dapat mulai dilaksanakan berkat dukungan dari semua pihak yang memiliki semangat kerjasama "Public Private Partnership (PPP)" yang kuat.
"LMS juga akan menerapkan beberapa perencanaan lingkungan yang tertera dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah disetujui oleh instansi terkait," kata Fadzil.
Sebagai bagian dari komitmen untuk menyediakan jalan tol yang ramah lingkungan bagi masyarakat, LMS berencana untuk menanam lebih dari 25.000 pohon sepanjang jalur Cikampek - Palimanan. Jumlah ini meliputi 80 jenis pohon yang berbeda termasuk pohon trembesi, palem, bambu betung, kayu manis, mahoni dan lainnya.
"Kami sepenuhnya mendukung program infrastruktur pemerintah melalui skema Public Private Partnership, dengan menyediakan jalan tol yang berkualitas dan ramah lingkungan untuk masyarakat," tambah Fadzil.
Pemerintah telah mengakuisisi 93 persen lahan untuk kepentingan pembangunan proyek jalan tol tersebut. Tujuh persen sisa lahan yang harus diakusisi sebagian besar terletak di Kabupaten Cirebon. Sampai sekarang proses akuisisi dari sisa lahan tersebut telah menunjukkan kemajuan yang positif dan tidak akan berdampak terhadap program pembangunan proyek secara keseluruhan.
Jalan tol Cikampek-Palimanan akan dapat mengurangi waktu tempuh serta biaya perjalanan para pengguna jalan. Begitu jalan tol ini beroperasi, masyarakat dapat menempuh rute Cikampek-Palimanan dalam waktu satu jam lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan jalur Pantura yang biasanya memakan waktu hingga dua atau tiga jam dalam kondisi normal.
Selain itu, jalan tol ini akan membuka akses yang lebih luas kepada daerah-daerah potensial di Jawa Barat seperti Cikopo, Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati dan Sumberjaya. Diharapkan jalan tol itu akan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat terutama dalam meningkatkan lapangan pekerjaan serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Pembangunan jalan tol itu akan dilaksanakan dalam satu periode kerja yang terdiri atas enam ruas jalan tol. Jalan tol ini dijadwalkan untuk rampung pada bulan September 2014.
Setelah pencanangan pembangunan ini, LMS akan memulai beberapa pekerjaan awal untuk persiapan konstruksi, termasuk survei topografi dan land clearing. Perusahaan juga akan melakukan perencanaan kerja konstruksi yang merupakan tahap penting dari pembangunan jalan tol ini, bersama dengan kontraktor, konsultan dan project manager yang telah ditunjuk.
Desain pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan ini telah disesuaikan dengan standar jalan tol Indonesia yang mengedepankan prinsip kualitas, keamanan, serta ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia untuk menyediakan infrastruktur berkualitas yang ramah lingkungan bagi masyarakat.
LMS didirikan khusus untuk menangani proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan. LMS adalah anak perusahaan Plus Expressways Berhad yang memegang 55 persen dari total saham. Plus Expressways Berhad adalah anak perusahaan UEM Group Berhad (Malaysia).
LMS bermitra dengan perusahaan lokal, PT Baskhara Utama Sedaya, sebuah konsorsium yang terdiri dari PT Interra Indo Resources, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Baskhara Lokabuana, memegang 45 persen saham LMS.
(A039/B012)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011