Ternate (ANTARA News) - Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), selama empat hari terakhir masih menyeburkan abu vulkanik meskipun intensitasnya cenderung menurun.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane di Ternate, Rabu, mengatakan, semburan abu vulkanik gunung itu menurun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Hingga saat ini, katanya, masih terjadi gempa tremor, sedangkan status aktivitas vulkanik gunung itu masih Siaga.

Ia mengatakan, belum bisa diprediksi kapan penurunan atau kenaikan status aktivitas vulkanik Gunung Gamalama.

"Saat ini, kami belum bisa memastikan status Gunung Gamalama, karena kami hanya berdasarkan data, apakah akan terjadi peningkatan status gunung tersebut apa tidak," katanya.

Berdasarkan pantauan petugas pos hingga Selasa (6/12) malam, katanya, terjadi tiga kali semburan abu vulkanik dari puncak Gunung Gamalama hingga ketinggian antara 500-700 meter.

Gunung berapi dengan ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan air laut itu meletus pada Minggu (4/12) malam, sedangkan pada Senin (5/12) menyemburkan abu vulkanik lima kali.

Ia mengatakan, abu vulkanik Gunung Gamalama semburan pada Rabu terbawa angin menuju selatan sehingga daerah selatan Ternate terkena abu.

Sejumlah wilayah di Kota Tidore Kepulauan yang terletak di selatan Gunung Gamalama juga terkena abu sehingga aktivitas masyarakat setempat terganggu.

Ia mengatakan, gempa tremor juga masih tercatat di alat pemantau aktivitas vulkanik Gunung Gamalama yang terletak di tengah Pulau Ternate tersebut.

Namun, katanya, intensitasnya menurun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Ia mengatakan, status aktivitas vulkanik gunung itu masih Siaga dan belum bisa dipastikan apakah akan diturunkan menjadi Waspada atau dinaikkan menjadi Awas.

"Kami belum bisa pastikan perkembangan selanjutnya dari aktivitas Gunung Gamalama itu, untuk itu kami imbau kepada masyarakat Ternate tetap waspada, tapi jangan panik," katanya.

Letusan Gunung Gamalama mengakibatkan 1.206 warga di sejumlah daerah rawan bencana alam itu mengungsi ke sejumlah tempat penampungan yang disiapkan Pemkot Ternate seperti bekas Kantor Gubernur Maluku Utara dan mess Persiter.
(T.KR-AF/M029)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011