Jakarta (ANTARA News)- Pakar ekonomi, Ifan Kurniawan memperkirakan, ekonomi nasional berpotensi tumbuh lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 6,5 persen, karena rasio utangnya terhadap Produk Domestik (PDB) hanya 27 persen.
Karena itu pemerintah berpeluang meraih pinjaman baru atau menerbitkan obligasi di dalam negeri maupun di luar negeri untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur lebih cepat, katanya di Jakarta, Rabu.
Ifan yang juga analis PT First Asia Capital mengatakan, rasio utang pemerintah dibanding negara-negara lain relatif lebih rendah dibanding Malaysia yang mencapai 53 persen dan Thailand sekitar 42 persen.
Selain itu juga dibanding Singapura yang kredit utangnya mencapai 97 persen, ujarnya.
Pemerintah, menurut dia juga harus dapat mengoptimalkan belanja modalnya yang saat ini relatif masih kecil agar pertumbuhan industri dapat meningkat lebih.
Selama ini sektor riil cenderung berjalan ditempat, karena belanja modal pemerintah belum dapat dioptimalkan, katanya.
Jadi potensi ekonomi nasional tumbuh lebih besar sebenarnya cukup besar, tambahnya.
Menurut dia, dengan penerbitan obligasi baik di dalam maupun di luar, maka proyek-proyek yang sedang dibangun akan dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan.
"Kami optimis pemerintah sudah mempertimbangkan hal ini hanya menunggu waktu yang tepat untuk dapat direalisasikan," katanya.
Apalagi, lanjut dia pemerintah juga berusaha menekan defisit anggaran agar dapat lebih rendah yang semula diperkirakan mencapai tiga persen diturunkan jadi dua persen pada 2012.
Pada 2011 ini defisit anggaran pemerintah yang diperkirakan dua persen turun menjadi 1,7 persen, ucapnya.
Ia mengatakan, pelaku ekonomi juga akan melakukan usahanya dengan lebih baik, apabila infrastruktur makin baik.
Karena daya saing masyarakat akan tetap tumbuh dan terjaga, ujarnya. (H-CS)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011