Tokyo (ANTARA News) - Cadangan devisa Jepang, November lalu, mencapai rekor tertinggi 1,3 tirliun dolar AS setelah otoritas moneter setempat mengintervensi pasar yang untuk menahan laju penguatan yen, demikian pemerintah Jepang seperti dikutip AFP.
Sebagai gambaran, cadangan devisa Indonesia untuk November ini adalah 111 miliar dolar AS. Jadi, cadangan devisa Jepang ini sebesar 10 kali lipat cadangan devisa RI.
Angka itu 94,88 miliar dolar AS lebih besar dibandingkan posisi Oktober, sekaligus melewati rekor tertinggi sebelumnya 1,22 triliun dolar AS yang dicapai Agustus lalu.
Menurut kementerian keuangan Jepang, cadangan devisa ini kebanyakan berbentuk surat berharga berdenominasi mata uang asing dan cadangan bank, di samping pula emas dan asset lainnya.
Cadangan devisa negeri ini bertambah menyusul intervensi Jepang ke pasar uang pada 31 Oktober lalu, setelah yen merangsek ke posisi tertinggi sejak pasca Perang Dunia Kedua, pada 75,32 per dolar AS.
Sepanjang bulan itu sampai 28 November, Tokyo menjual 9,09 triliun yen (116,99 miliar dolar AS) demi menghentikan laju apresiasi yen.
Pemerintah tidak mengungkapkan berapa banyak mereka mengintervensi pasar uang antara 28 Okotober sampai 28 November yang adalah intervensi keempat sejak September 2010.
Namun sejumlah pengamat yakin bahwa otoritas moneter Jepang melakukan intervensi terselubung selama priode itu yang tidak mereka umumkan, lapor Jiji Press.
Yen yang kuat akan merugikan ekspor Jepang karena akan membuat produk Jepang menjadi makin mahal di luar negeri dan mengerutkan pendapatan ekspornya ketika direpatriasi.
Pada perdagangan Rabu pagi ini, dolar stabil pada 77,80 yen.(*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011