Jayapura (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa dengan magnitudo 5,3 yang pada Sabtu pukul 09.25 WIB terjadi di tenggara wilayah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut siaran informasi dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V di Jayapura, Sabtu, gempa bumi tektonik itu pusatnya berada di darat pada kedalaman 63 kilometer di koordinat 3,13° Lintang Selatan dan 139,80° Bujur Timur.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut BMKG gempa bumi tersebut tergolong jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas Sesar Anjak Mamberamo.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.
Gempa yang menurut BMKG pusatnya berada di delapan kilometer tenggara Kabupaten Jayapura itu getarannya dirasakan pada skala intensitas III-IV MMI di Jayapura, III MMI di Keerom, dan II MMI di Sentani.
Pada skala II MMI getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran pada skala III MMI dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.
Pada skala IV MMI, guncangan akibat gempa pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah, jendela dan pintu berderik, dan dinding berbunyi.
Menurut pantauan BMKG, hingga pukul 10.10 WIB tidak ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa yang terjadi pukul 09.25 di tenggara Jayapura.
Baca juga:
BMKG cek instrumen peringatan dini gempa-tsunami
BMKG: 93 kali gempa bumi terjadi di Pulau Sumba dalam sepekan
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022