Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, langkah itu mungkin akan diterapkan mulai paruh kedua tahun ini, guna menutupi kenaikan biaya bahan dan logistik.
Harga chip berbasis kontrak kemungkinan akan naik sekitar 15 hingga 20 persen, tergantung pada tingkat kecanggihannya. Chip yang diproduksi pada node lama kemungkinan akan mengalami kenaikan yang lebih besar.
Hingga saat ini, Samsung menolak memberikan komentar.
Diketahui, Samsung merupakan produsen chip berbasis kontrak terbesar kedua di dunia setelah Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC).
TSMC telah memperkirakan lonjakan hingga 37 persen dalam penjualan kuartal saat ini dan memperkirakan kapasitas chip tetap sangat sempit di tengah krisis chip global, sehingga pesanan penuh dan memungkinkan pembuat chip mematok harga yang lebih tinggi.
Pada April lalu, Samsung juga mengatakan bahwa permintaan lebih besar dari kapasitas yang tersedia dan kekurangan pasokan diperkirakan akan terus berlanjut.
Baca juga: Apple mulai uji coba panel layar lipat untuk iPhone dan iPad
Baca juga: Samsung akan hadirkan dua warna baru di lini Galaxy Z series
Baca juga: Samsung perkenalkan microSD yang mampu rekam video 16 tahun nonstop
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022