Kuala Lumpur (ANTARA News) - Indonesia dalam dua tahun mendatang kemungkinan akan mengambilalih status Malaysia sebagai produsen utama minyak sawit dunia yang telah lama digenggam negara jiran itu, demikian menurut data industri. "Berdasarkan perkiraan kami sendiri, kami percaya produksi Indonesia akan melampaui Malaysia. Kami tidak percaya hal itu akan terjadi pada tahun ini, kami rasa itu akan berlangsung pada 2007," kata Carl Bek-Nielsen kepada AFP. Bel-Nielsen, Vice Chairman United Plantations, produsen minyak sawit utama Malaysia, mengaitkan kenaikan produksi Indonesia pada penanaman yang agresif dan jumlah yang besar pohon kelapa sawit yang mencapai usia kematangan. "Indonesia telah menanam kelapa sawit di kawasan yang luas dan banyak dari kawasan itu kini memasuki masa kematangan, sehingga produksi Indonesia akan melampaui Malaysia," katanya dalam wawancara belum lama ini. Pada saat yang berbarengan, pohon kelapa sawit Malaysia mengalami "penurunan daur panen biologis" dan produksi juga terpengaruh oleh rendahnya curah hujan. Hingga sejauh ini, produksi minyak sawit dalam triwulan pertama akan menurun "secara signifikan" dibandingkan dengan peridode yang sama 2005, katanya. Ia memprediksikan produksi tahunan Malaysia pada 2006 akan mencapai 14,95 sampai 15,25 juta ton ketimbang 15.0 hingga 15,1 juta ton output minyak sawit Indonesia. Lahan terbatas Pada masa mendatang, Malaysia akan mengalami kelangkaan jenis lahan yang dibutuhkan bagi budidaya minyak sawit, kata Bek-Nielsen. "Hanya ada lahan terbatas di Malaysia yang dapat digunakan untuk budidaya kelapa sawit. Pada saat ini tanah yang tersedia hanya sekitar 4 juta hektar lahan. Secara pribadi, saya merasa tertegun jika luas lahan tersebut akan dapat mencapai 5-5,5 juta hektar dalam beberapa tahun mendatang," katanya. Pembukaan perkebunan kelapa sawit dituding sebagai penyebab utama rusaknya hutan, sehingga membahayakan kelestarian satwa yang dilindungi, seperti orangutan, dan menciptakan kabut asap tahunan ketika perkebunan itu dibersihkan dengan dibakar. Indonesia merencanakan akan membuka perkebunan raksasa yang didanai China di kawasan perbatasan dengan Malaysia. Bek-Nielsen menyatakan industri Malaysia harus meningkatkan produksinya dan menjamin pengembangan yang berkelanjutan. (*)
Copyright © ANTARA 2006