Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf, karena tidak dapat menghadiri Tabligh Akbar Perayaan Tahun Baru 1427 Hijriah yang digelar DPP Partai Demokrat (PD) di Istora Senayan Jakarta, Sabtu malam. "Baru saja saya mendapat telefon langsung dari pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, red). Beliau mengatakan secara pribadi meminta maaf kepada hadirin karena berhalangan hadir," kata Pembina Partai Demokrat, Taufik Effendi di hadapan pengunjung Tabligh Akbar yang mayoritas mengenakan busana putih. Lebih lanjut, dalam telefon kepada Taufik, presiden juga meminta doa restu agar diberi kekuatan lahir dan bathin dalam mengemban tugas negara yang amat berat. "Insyaallah jika kita bersama-sama bersatu dalam hukum dan ikhlas, kita akan menjadi negara yang aman, damai dan sejahtera," kata Taufik menyampaikan amanat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Permintaan maaf ketidakhadiran presiden juga disampaikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Hadi Utomo dalam sambutannya membuka acara Tabligh Akbar. "Kami mohon maaf atas ketidakhadiran Presiden karena ada tugas kenegaraan yang tidak dapat ditinggalkan. Kami berharap dengan kehadiran Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi dan dai kondang Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym dapat memenuhi kekecewaan hadirin sekalian," kata Hadi. Batalnya presiden ternyata menyurutkan kemeriahan acara yang juga dihadiri sejumlah menteri kabinet bersatu, sejumah duta besar negara sahabat, artis, dan budayawan. Menyurutnya kemeriaan tersebut terbukti, usai ceramah dari Aa Gym separoh lebih dari pengunjung yang berjumlah sekitar 11 ribu seperti dikomando langsung meninggalkan acara. Akibatnya di saat ketua PBNU, Hasyim Muzadi memberikan ceramah hanya pengunjung yang berada di tempat VIP dan V-VIP serta beberapa pengunjung lainnya yang masih bertahan. Sejumlah artis yang hadir dalam acara tabligh akbar yang pertama kali digelar DPP Partai Demokrat tersebut di antaranya Ayu Ashari, kemudian budayawan Tauifik Ismail yang dalam kesempatan tersebut menyumbangkan puisi religiusnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006