Washington (ANTARA) - Gedung Putih sedang mempersiapkan skenario--manakala Kongres menolak permintaan Presiden Biden untuk dana tambahan COVID--dengan meninjau kontrak lama adakah uang yang dapat "digunakan kembali," kata penasihat utama presiden urusan COVID, Kamis.

Amerika Serikat masih dalam pandemi dan terus menghadapi virus corona yang berkembang meskipun telah membuat kemajuan selama dua tahun terakhir, koordinator respons COVID-19 Gedung Putih Ashish Jha mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

"Kami memiliki 80 ribu lebih infeksi dalam sehari, ratusan orang masih meninggal setiap hari. Kami masih memiliki banyak tantangan," kata Jha ketika ditanya apakah pemerintah akan mencabut deklarasi darurat kesehatan masyarakat terkait virus tersebut.

"Pandemi terus berlanjut dan kami akan terus berupaya memerangi pandemi dan mengendalikannya dengan lebih baik," katanya.

Kongres meloloskan salah satu langkah stimulus ekonomi terbesar dalam sejarah Amerika, RUU bantuan COVID-19 senilai 1,9 triliun dolar ( Rp27,81 kuadriliun) tanpa suara Partai Republik, pada Maret 2021.

Tapi permintaan Gedung Putih tahun ini untuk miliaran dolar dana tambahan yang sangat dibutuhkan tak direstui di tengah ketidaksepakatan mengenai apakah dana itu diperlukan dan bagaimana membayarnya serta argumen Partai Republik bahwa tidak semua dana yang disetujui sebelumnya telah dihabiskan.

Jha mengatakan pemerintah Biden sedang mempelajari apa yang bisa dilakukan jika Kongres tidak menyediakan dana itu.

"Saat ini kami sedang membahas semua kontrak yang ada, semua komitmen, mencoba memikirkan di mana kami bisa mendapatkan kembali sejumlah uang. Tindakan minimal apa yang bisa kami lakukan?" Katanya.

"Kami ingin memastikan bahwa kami akan memiliki sejumlah uang untuk sedikitnya beberapa vaksin untuk orang yang mungkin dengan risiko tertinggi. Itu tidak ideal. Kami akan kehabisan uang untuk tes. Kami akan kehabisan uang untuk perawatan."

Pemerintahan Biden telah melihat model yang memproyeksikan sekitar 100 juta orang terkena COVID selama musim gugur dan musim dingin yang akan datang, dengan asumsi sumber daya terbatas, menurut seorang pejabat senior pemerintahan.

Jha mengatakan AS dan dunia rentan karena virus terus berevolusi dan semakin kebal yang berarti virus itu dapat menghindari atau lolos dari antibodi.

"Jika Anda terinfeksi pada Desember atau tahun lalu, tingkat perlindungan yang ditawarkan dari waktu ke waktu berkurang." Begitu juga dengan vaksinasi, katanya.

Jha, seorang dokter dan akademisi, menggantikan Jeff Zients sebagai koordinator COVID-19 Gedung Putih bulan lalu.

Masa jabatannya yang singkat telah ditandai oleh konflik dengan Kongres mengenai pendanaan dan datang pada saat pemerintah secara maksimal berusaha memulihkan keadaan normal yang diidamkan orang Amerika sambil bersiap menghadapi lonjakan dan beragam varian virus di masa depan.

Dengan sumber daya yang cukup, Jha mengatakan akan ada program vaksinasi lain di musim gugur, dengan menyediakan vaksin untuk semua orang Amerika.

“Harapan saya, dengan sumber daya, kita akan dapat memvaksin banyak orang Amerika yang memenuhi syarat,” katanya.

Sumber:Reuters
Baca juga: Program "booster" di AS dilaporkan kekurangan dana, terancam tertunda
Baca juga: Cek Fakta: Tim sukses Trump galang dana demi kesembuhan dari COVID-19?
Baca juga: Senat AS setujui dana bantuan COVID-19 senilai US$ 2 triliun

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022