Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan agar segala bentuk kekerasan di Papua segera dihentikan.

Usai memimpin rapat koordinator bidang politik, hukum dan keamanan di Jakarta, Senin, ia mengatakan segala bentuk kekerasan di Papua harus dihentikan baik oleh aparat maupun kelompok bersenjata.

"Kondisi Papua yang damai sangat dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan," katanya.

Djoko juga mengimbau agar aparat tegas dalam menegakkan hukum, tetapi tidak boleh melakukan tindakan represif dan berlebihan.

"Jika ada aparat yang melanggar tentu kita hukum. Tindakan kekerasan harus dihentikan, selama ini penglihatan kita kekerasan seolah-olah hanya aparat pada masyarakat tapi di beberapa kasus, ada juga tindakan kelompok bersenjata pada masyarakat. Ini tindakan kriminal dan melanggar hukum," tutur Menko Polhukam.

Ia meminta semua pihak menyadari kehadiran aparat keamanan di Papua untuk penegakan hukum. Dia meminta sepak terjang aparat tidak dilihat sebagai teror atau kekerasan.

"Jika aparat melakukan pengejaran pada kelompok bersenjata, maka maksudnya adalah untuk menegakkan hukum," ujarnya.

Djoko menambahkan,"Kalau ada yang berlebih-lebihan pasti kita beri sanksi,".

Tindak kekerasan di Papua masih berlanjut hingga kini. Terakhir dua anggota Brimob tewas ditembak kelompok sipil bersenjata tidak dikenal.

Dua anggota Brimob dikabarkan meninggal. Mereka adalah Bripda Feriyanto Kaluku dan Bripda Eko Afriansyah, tewas dalam baku tembak dengan Organisasi Papua Merdeka di di Kali Semen Kampung Wandigobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Papua, akhir pekan lalu.

Terkait itu, Menko Polhukam menyatakan hingga kini aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan.
(T.R018/S024)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011