Jakarta (ANTARA News) - Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mengatakan, empat pimpinan terpilih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki kelebihan yang sangat mendukung proses pemberantasan korupsi.
"Saya kira mereka punya kelebihan dan saya kira rakyat berharap banyak kepada empat orang itu," kata Amir di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dia berharap, para pimpinan KPK bisa membawa lembaga antikorupsi itu menjadi motor penggerak dalam mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
Amir juga berharap, para pimpinan KPK bisa bekerja secara seimbang. Dia meminta KPK untuk terus mengembangkan upaya pencegahan tindak pidana korupsi.
"Selama ini kan titik beratnya penindakan. Pencegahan harus dimaksimalkan," ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mendukung upaya pemberantasan korupsi, dan tidak mengembangkan berbagai isu tentang proses pemilihan pimpinan KPK.
Amir menyebut dugaan adanya "Tim Mawar" yang akan menggagalkan pemilihan salah satu calon pimpinan KPK adalah isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Kabar tentang "Tim Mawar" itu muncuk sejak Agustus 2011, jauh sebelum proses pemilihan pimpinan KPK masuk ke DPR. "Tim Mawar" diduga berisi sekelompok orang yang akan "menjegal" calon tertentu dalam proses pemilihan pimpinan KPK di DPR.
"Jangan isu seperti itu dikembangkan. Tidak ada, apa yang terjadi di DPR itu disaksikan secara terbuka oleh masyarakat dan kepada publik. Lebih baik kita berpegang kepada apa yang telah dilakukan secara terbuka tadi, jangan kita lebih mengembangkan isu yang tidak jelas," kata Amir.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa membantah dugaan adanya intervensi dari pihak Istana dalam proses pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kenapa tidak ada kecerdasan dalam menangkap fenomena. Sekali lagi saya sebut berulang kali sebagai fatamorgana, orang melihat sesuatu tapi sesungghnya tidak ada," kata Daniel yang juga ditemui di kantor kepresidenan.
Daniel menjelaskan hal itu ketika diminta tanggapan tentang pemberitaan dan dugaan adanya calon yang menjadi "titipan istana" dalam pemilihan pimpinan KPK.
Menurut dia, tidak ada istilah "titipan istana" dalam proses pemilihan pimpinan KPK.
Daniel mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak memberi pesan yang bersifat interventif kepada Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK. Bahkan, kata Daniel, Presiden sangat terbuka dengan terpilihnya beberapa calon pimpinan KPK yang selama ini dikenal sebagai figur yang kritis terhadap pemerintah.
Pada pemilihan pimpinan KPK oleh Komisi III DPR, Bambang Widjojanto dan Abraham Samad memperoleh suara terbanyak, yakni masing-masing 55 suara. Dua calon lainnya yang terpilih sebagai pimpinan KPK, yakni Adnan Pandu Praja yang memperoleh 51 suara dan Zulkarnain memperoleh 37 suara.
Sementara itu, pada saat pemilihan Ketua KPK perioden 2011-2015, yang dilakukan setelah pemilihan pimpinan KPK, Abraham Samad terpilih dengan memperoleh 43 suara. Sementara Ketua KPK sebelumnya Busyro Muqoddas memperoleh lima suara, Bambang Widjajanto empat, Zulkarnaen tiga suara dan Adnan Pandu Praja satu suara.
(T.F008/C004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011