Dalam konteks ini pertumbuhan ekonomi terjaga, daya beli masyarakat terjaga, APBN menjadi shock absorber namun tetap akan menjadi lebih sehat tahun ini

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan pemerintah tetap menjaga kesehatan anggaran pendapatan dan belanja negara di tengah belanja subsidi energi yang membengkak seiring tingginya harga energi akibat perang Rusia dan Ukraina.

“Dalam konteks ini pertumbuhan ekonomi terjaga, daya beli masyarakat terjaga, APBN menjadi shock absorber namun tetap akan menjadi lebih sehat tahun ini,” katanya dalam acara daring bertajuk Tanya BKF di Jakarta, Jumat.

Febrio mengatakan kesehatan APBN memang menjadi yang utama sejalan dengan target pemerintah menurunkan tingkat defisit di bawah 3 persen pada tahun depan.

Baca juga: Menkeu: APBN jadi "shock absorber" jaga daya beli masyarakat

Terlebih lagi, pemerintah juga menargetkan agar defisit mampu lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 4,57 persen agar konsolidasi fiskal 2023 dapat berjalan dengan baik.

Meski menjaga kesehatan APBN menjadi komitmen, namun pemerintah tetap turut mengutamakan terjaganya daya beli masyarakat di tengah tingginya harga energi.

Daya beli masyarakat harus dijaga agar dapat memberikan dampak maksimal pada realisasi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

Febrio menjelaskan kesehatan APBN akan tercapai yang dibarengi oleh terjaganya daya beli masyarakat dengan pemberian subsidi energi karena Indonesia mendapat windfall dari kenaikan harga komoditas.

Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi subsidi melonjak hingga Rp38,51 triliun

Windfall dari kenaikan harga komoditas ini akan sangat mendorong kenaikan penerimaan negara sehingga APBN tetap mampu menjadi shock absorber dari krisis namun tetap sehat.

“Kenapa kami yakin bisa lakukan? Karena kita punya modal dengan harga komoditas ini maka penerimaan juga naik. Shock absorber APBN pun bisa berfungsi cukup efektif walau menghadapi tantangan cukup berat,” jelasnya.

Baca juga: Pemerintah serap dana Rp2,22 triliun dari lelang tambahan SUN

Sementara itu terkait besaran tambahan beban APBN akibat pemberian subsidi energi, Febrio menuturkan akan bergantung pada lamanya harga energi yang tinggi ini akan bertahan.

“Ini akan sangat tergantung pada hitung-hitungan kami dari hari ke hari dan berapa lama harga ini akan bertahan cukup tinggi. Kami siapkan range,” tegasnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022