mendukung pertumbuhan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menyatakan Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan inovasi teknologi digital melalui pembinaan pengusaha teknologi lokal dan start-up teknologi, salah satunya dengan pengembangan Bali Turtle Island.

“Bagian dari upaya ini adalah pengembangan Bali Turtle Island sebagai hub baru nasional dan regional untuk inovasi teknologi digital,” kata Dedy dikutip dari siaran pers pada Jumat.

Menurut Dedy, Bali memiliki potensi yang sangat besar karena telah mengalami transisi dari pusat pariwisata menuju pusat perusahaan teknologi digital lokal dan global yang bermigrasi ke cloud.

Kondisi tersebut, kata dia, memungkinkan peluang untuk pengaturan kerja jarak jauh.

Sebagai bagian dari pemulihan ekonomi Bali menuju kawasan cerdas, berkelanjutan, dan terintegrasi, Bali Turtle Island akan berkembang sebagai ekosistem inovasi teknologi yang memberikan peluang bagi perusahaan teknologi dan start-up kemampuan untuk bekerja, hidup, dan belajar.

“Hub juga akan menciptakan efek riak ekonomi positif di seluruh kawasan mendukung pertumbuhan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dan ke depan sebagai ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2045,” jelas Dedy.

Menurut Dedy, serangkaian inisiatif pengembangan talenta digital telah dimulai dari tingkat dasar melalui program Gerakan Nasional Literasi Digital dan tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship.

Sementara untuk tingkat lanjutan melalui Akademi Kepemimpinan Digital (DLA) yang bekerja sama dengan universitas terkemuka dunia termasuk Universitas Tsinghua Harvard Kennedy School dan Oxford University.

"Sejak 2019, DLA telah memberikan pelatihan kepada 370 peserta dan menargetkan 550 peserta pada 2022,” tutur Dedy.

Tak berhenti sampai di situ, Dedy juga mengatakan pemerintah sedang dalam proses bekerja sama dengan United in Diversity (UID) Foundation yang berbasis di Bali untuk menghasilkan 50.000 data scientist dalam kurun waktu tiga tahun dari 2022 hingga 2024.

Dedy juga meyakinkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia terus memperkuat kerja sama dengan semua pemangku kepentingan.

“Termasuk investor korporasi teknologi tech start-up dan inovator dan kami ingin mengajak Anda semua untuk menjadi bagian dari transformasi digital Indonesia yang inklusif memberdayakan dan berkelanjutan perjalanan,” ujarnya.

Baca juga: Wamen Perdagangan apresiasi Tokocrypto luncurkan T-Hub di Bali

Baca juga: Pemerintah ajak swasta ciptakan ekosistem talenta digital Indonesia

Baca juga: Talenta digital yang cakap dorong pertumbuhan ekonomi digital

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022