Tangerang (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemukakan penanganan banjir dari luapan Kali Cirarab dan Sabi dibutuhkan kerja sama antara pemerintah daerah serta kementerian terkait karena daerah aliran sungai tersebut menjadi kewenangan pemerintah pusat.
"Yang bisa jadi solusi ke depan dalam mengatasi luapan Kali Sabi dan Cirarab adalah sinkronisasi antara pemda dan pusat. Tak bisa penanganan banjir dilakukan oleh Pemkot Tangerang semata," kata Perekayasa Madya BRIN Nur Hidayat dihubungi di Tangerang, Jumat
Dia menjelaskan Pemerintah Kota Tangerang sebenarnya sudah melalukan pemetaan akuifer dengan membuat sejumlah kolam retensi dan resapan dalam menampung ketika debit air meningkat.
Selain itu, saluran drainase perkotaan yang terintegrasi dengan saluran pembuang.
Baca juga: Kecamatan Karawaci buat dapur umum bantu warga terdampak banjir
Namun kondisinya saat ini sudah jenuh sehingga daya tampung yang berkurang sehingga butuh penanganan ekstra melalui sinkronisasi antardaerah.
"Air yang melintas di DAS Kali Sabi dan Cirarab Kota Tangerang ini berasal dari hulu yakni Bogor. Kemudian hilirnya yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang tak ada penampungan sehingga kerap terkena imbas banjir juga. Karena pintu air di Kota Tangerang juga harus dibuka agar banjir tak semakin parah. Semakin kurangnya daya tampung, perlu penanganan khusus dengan fokus kerja dari Kementerian PUPR sebab DAS Sabi dan Cirarab kewenangan BBWSC," ujarnya.
Ia menambahkan banjir di Kota Tangerang pada Rabu (11/5), disebabkan tingginya curah hujan berdasarkan data AWS Digi Cangkareng yakni 65,4 mm atau hujan lebat dan ARWS Rekayasa Stageof Tangerang yaitu 115,2 mm berarti hujan sangat lebat.
"Sehingga dapat disimpulkan bahwa kejadian banjir di Kota Tangerang disebabkan ada kiriman dari hulu untuk Cirarab dan Sabi ditambah dengan curah hujan yang turun sangat tinggi," ujarnya.
Baca juga: Banjir rendam puluhan rumah di Bukit Tiara Cikupa Kabupaten Tangerang
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah mengatakan telah meminta kepada petugas PUPR melakukan pembersihan drainase dalam mengatasi genangan.
Terkait dengan penanganan banjir, pemkot juga sudah menyiapkan skema ketika adanya luapan dengan membuat turap dan kesiagaan pompa penyedot.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Ruta Ireng menjelaskan pihaknya telah mengoperasionalkan 232 mesin pompa dengan berbagai jenis untuk mengurangi debit air di sejumlah titik saat banjir beberapa waktu lalu.
"Pompa portabel ada delapan unit, pompa listrik 148 unit yg di rumah pompa, mobil pompa tiga unit, pompa apung dua unit, dan pompa disel 71 unit di rumah pompa," ujarnya.
Baca juga: 50 kepala keluarga di Sepatan Tangerang terdampak banjir
Baca juga: Delapan lokasi di Kota Tangerang terendam banjir
Baca juga: Dua turap di Periuk Tangerang jebol akibatkan banjir di pemukiman
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022