Hanoi, Vietnam (ANTARA) - Saat api dinyalakan di kaldron Stadion Nasional My Dihn, Hanoi, Vietnam, Kamis malam, ratusan kembang api dilepaskan ke udara.

Seketika langit Hanoi gemerlap oleh cahaya warna-warni konfigurasi unik yang sontak disambut sorak-sorai ribuan penonton yang memadati stadion.

Suara kembang api yang memekakkan telinga membuat keriuhan semakin menjadi dan tak terbendung lagi di stadion berkapasitas 40 ribu orang itu.

Ini seakan memberikan pesan bahwa 11 negara di Asia Tenggara telah siap menyongsong era baru setelah terdampak pandemi COVID-19.

Pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara SEA Games Vietnam tahun 2021 pun resmi dibuka oleh Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Gelaran multi cabang olahraga dua tahunan itu sah digelar hingga 23 Mei mendatang.

Tak hanya bagi tuan rumah Vietnam yang mengusung semangat “For a Stronger South East Asia”, SEA Games edisi ke-31 ini juga spesial bagi 10 negara lain anggota ASEAN, ditambah Timor Leste.

SEA Games ke-31 ini seharusnya diselenggarakan pada 2021, namun pandemi membuat pesta olahraga ini tertunda.

Lebih membingungkan lagi, Vietnam baru memberikan kepastian bersedia menjadi penyelenggara SEA Games pada Oktober 2021. Itu pun setelah mendapatkan ‘sedikit’ desakan dari negara-negara ASEAN.

Namun adanya dukungan berwujud solidaritas dari Indonesia, Brunei Darusalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Timor Leste telah membuat Vietnam percaya diri menyelenggarakan SEA Games era pandemi ini.

Baca juga: Pegolf Indonesia mulai berburu medali SEA Games Vietnam

Negara yang dipimpin satu partai beraliran partai komunis ini pun mantap melanjutkan tradisi olahraga negara-negara Asia Tenggara pada 12-23 Mei 2022 di Kota Hanoi dan kota-kota lain yang tersebar di 11 provinsi.

Akhirnya SEA Games Vietnam pun diselenggarakan dengan penuh suka cita sesuai dengan lagu tema penyelenggaraannya, “Lets Shine”.

Semangat untuk bangkit dan kembali meraih cahaya (cita-cita) itu tergambar jelas pada acara pembukaan SEA Games malam itu.

Pada momen ini, Vietnam menampilkan seni tradisionalnya yang diperagakan oleh 250 penari pria dan wanita.

Ada satu tarian yang menarik di mana ratusan penari dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membuat gerakan mendayung perahu.

Lalu, setiap kelompok mengusung satu orang penari secara bersama-sama. Kemudian, setiap kelompok ini dilebur menjadi satu untuk mengusung hanya satu orang penari.

Gerakan ini menggambarkan bahwa negara-negara di Asia Tenggara saling mendukung dalam menghadapi beragam tantangan di masa datang.

Pada acara pembukaan ini, Vietnam memadukan seni tradisional itu dengan teknologi modern atraksi cahaya.

Teknologi seperti mapping, augmented reality (AR), dan extended reality (EX) banyak digunakan sehingga penonton enggan memalingkan wajah.

Untuk menyajikan perhelatan seagung ini, Vietnam sampai rela menggelontorkan anggaran hingga 805 miliar dong (34 juta dolar AS).

Baca juga: Pengamat sebut timnas Indonesia harus waspadai FilipinaBaca juga: Pengamat sebut timnas Indonesia harus waspadai Filipina

Pesan solidaritas dalam SEA Games ini terasa kental sekali, bahwa kekuatan komunitas ASEAN yang dibangun sejak puluhan tahun lalu telah membawa kawasan ini ke posisi yang kuat di dunia.

Semangat ini pun disuarakan lantang oleh dua musisi kenamaan Vietnam yang membawakan lagu resmi SEA Games Vietnam "Let's shine" pada ujung acara pembukaan.

Lagu resmi SEA Games Hanoi mengisahkan orang-orang yang lahir dengan misi berjuang guna mencapai puncak baru dan meninggalkan kesulitan. Dalam perjalanannya, dengan semangat dan usaha yang luar biasa, mereka saling mendukung antarsesama.

berikutnya....berani tampil beda

Tampil beda

Tak seperti SEA Games sebelumnya. Kontingen Indonesia kali ini terbilang tampil sederhana dan santai dalam balutan busana kasual saat defile.

Berada pada urutan ketiga acara pembukaan, Indonesia diwakili oleh 30 orang atlet dan ofisial yang mengenakan celana berwarna coklat berpadu kaus putih dan jas merah serta sepatu putih. Satu hal yang mencolok adalah aksesori pada kepala ketika atlet dan ofisial menggunakan penutup kepala dari pakaian adat beragam provinsi di Indonesia.

Indonesia mempercayakan pembawa bendera kepada atlet lari gawang putri Emilia Nova untuk mendampingi Ketua (Chief de Mission/CdM) Tim Indonesia pada SEA Games 2021 Ferry Kono yang mengenakan pakaian adat Raja Gorontalo.

“Kami tampil kasual untuk menggambarkan bahwa kontingen Indonesia saat ini mayoritas diperkuat oleh atlet-atlet muda,” kata Ferry.

Aksesori penutup kepala dari pakaian tradisional Nusantara tak lain untuk memberikan pesan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya budaya.

Pada SEA Games kali ini Indonesia hanya mengutus 499 atlet untuk bertanding dalam 32 cabang olahraga.

Baca juga: Round up - SEA Games dibuka, menatap Asia Tenggara yang lebih kuat

Jumlah ini jauh menyusut dibandingkan edisi sebelumnya di Filipina tahun 2019 yang menurunkan 841 atlet untuk berkompetisi dalam 52 cabang olahraga.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan negara tidak membebani atlet dengan target tinggi karena dilaksanakan dalam kondisi luar biasa.

Presiden Joko Widodo tidak membebani atlet dengan target tiga besar itu lantaran menyadari pendeknya masa persiapan.

Ini tak lepas dari kondisi yang terjadi beberapa tahun terakhir akibat pandemi COVID-19.

Lantaran itu pula, KOI menilai perlu seleksi ketat sebelum mengirimkan atlet ke ajang olahraga yang diikuti 11 negara tersebut.

Indonesia juga sedari awal sudah menjadikan SEA Games sebagai target ‘antara’ menuju ajang multicabang olahraga lebih bergengsi, yakni Asian Games dan Olimpiade.

Walau demikian, Indonesia tak dapat menampik pentingnya SEA Games, dan ini tergambar jelas dari pernyataan Presiden Joko Widodo saat melepas kontingen Indonesia pada 9 Mei.

Presiden mengharapkan Indonesia meraih peringkat ketiga, atau kedua, atau bahkan pertama dalam SEA Games ke-31 Vietnam.

Baca juga: Tim bola voli putri Indonesia buka SEA Games hadapi tuan rumah Vietnam

Hal itu karena pada ajang yang sama sebelumnya, Indonesia sudah berhasil meraih peringkat keempat.

“Saya ingat di SEA Games sebelumnya di Singapura 2015 kita berada di peringkat kelima, kemudian di Malaysia (SEA Games 2017) kita juga masih berada di peringkat kelima, kemudian di Filipina (SEA Games 2019) kita masuk ke peringkat keempat, kali ini kita ingin agar SEA Games ke-31 di Vietnam kita bisa masuk ke ranking yang ketiga, kedua atau yang kesatu,” kata Presiden.

Berdasarkan klasemen perolehan medali SEA Games Vietnam 2021, kontingen Indonesia berada pada peringkat tiga dengan meraih tiga medali emas dan empat medali perak. Posisi ini di bawah peringkat pertama Vietnam dengan 10 emas, 7 perak dan 10 perak, dan peringkat kedua Malaysia dengan 9 emas, 3 perak dan 6 perak.

Semua berharap kontingen Indonesia memberikan hasil yang terbaik karena SEA Games, bukan hanya perkara solidaritas negara-negara Asia Tenggara tapi juga prestise Indonesia sebagai negara dengan populasi terbanyak di kawasan ini.

Salah satunya, Riska Hermawan, pesilat peraih medali emas SEA Games Vietnam, berharap keberhasilannya menjadi yang terbaik dalam nomor seni ganda putri bisa diikuti rekan-rekannya sehingga membawa Indonesia setidaknya masuk tiga besar SEA Games 2021.

“Saya harap semua atlet bertekad untuk tampil maksimal pada SEA Games Vietnam ini karena ini demi mengangkat nama bangsa dan negara,” kata dia.

Harapan Riska itu adalah juga harapan seluruh rakyat Indonesia. Selamat berjuang para patriot bangsa.

Baca juga: SEA Games 2021 Vietnam resmi dibuka

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022