Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan sawit guna mencapai target produksi minyak sawit mentah (CPO) 60 juta ton pada 2030.

Kepala Divisi Program Pelayanan, Direktorat Penyaluran Dana, BPDPKS Arfie Thahar di Jakarta, Kamis, mengatakan untuk mencapai target produksi CPO 60 juta ton diperlukan keterlibatan SDM yang andal, karena produktivitas kelapa sawit rakyat masih rendah yakni sekitar 3,6 ton/tahun.

Padahal, lanjutnya, potensi produksi kelapa sawit bisa sangat tinggi, bahkan di perkebunan besar swasta dapat mencapai hingga 10 ton/hektare.

“Itu yang ingin kita perbaiki dengan cara memberikan pelatihan pengembangan SDM kelapa sawit supaya bisa meningkatkan pengetahuan ketrampilan, keprofesionalan dan kemandirian para petani,” ujar Arfie dalam keterangannya.

Baca juga: Kementan minta penerima beasiswa BPDPKS kembangkan sawit di daerah

Arfie menuturkan untuk kegiatan pengembangan SDM kelapa sawit pada 2022 ada dua kegiatan yang difokuskan dari empat kegiatan yang ditugaskan yaitu program pendidikan dan pelatihan. BPDPKS tahun ini masih harus menyelesaikan sebanyak 2009 orang yang akan dilatih.

Program SDM kelapa sawit tahun ini dibuka Program Diploma 2 dan Program Strata 1. Untuk penyelenggara pendidikan harus memiliki program studi dan mempunyai kompetensi di bidang kelapa sawit. “Karena dari sawit untuk sawit,” kata Arfie.

Kinerja Program Pengembangan SDM kelapa sawit, lanjut dia, terus meningkat dari tahun ke tahun. BPDPKS sudah mendanai pelatihan 9.679 SDM di 21 provinsi dan pemberian beasiswa kepada 3.265 mahasiswa dari 2016 hingga 2021 dan sudah lulus sebanyak 1.750 orang diantaranya dari Program D1 di Politeknik Citra Widya Edukasi (Poltek CWE) dan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY).

Baca juga: BPDPKS dorong riset majukan industri sawit Indonesia

Jumlah penerima program pengembangan SDM PKS dari tahun ke tahun juga meningkat. Pada 2016 ada 330 penerima, sedangkan pada 2021 sebanyak 660 orang yang menerima bea siswa untuk jenjang D1 hingga D4. Pada 2022 Ditjenbun Kementan menargetkan 1.000 calon penerima beasiswa.

Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) Sri Gunawan mengatakan program beasiswa harus diarahkan pada kelapa sawit sehingga produktivitas tetap berjalan, mengingat tantangan di masa depan cukup besar terkait lingkungan, perubahan iklim.

Sementara Direktur Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta Muhammad Mustangin sangat mendukung dan antusias terkait program beasiswa BPDPKS ini, karena di dalam sistem supply chain management yang dimulai dari hulu, prosesing hingga hilir maka penguatan yang utama ada di hulu.

Baca juga: Realisasi dana Peremajaan Sawit Rakyat 2016-2021 Rp6,59 triliun

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022