"Pengukuran deformasi ini menggunakan Global Positioning System (GPS) untuk mengukur perubahan koordinat secara horisontal tubuh gunung," kata Ketua Tim Deformasi Gunung Lokon, PVMBG Bandung, Oni Suganda, di Manado, Minggu.
Dia mengatakan, berkaitan dengan pengukuran deformasi Gunung Lokon sedikitnya terdapat 29 titik GPS yang berada d sekitar kawah dan sebagian titik GPS lainnya berada di sekitar kawah Gunung.
Beberapa desa di sekitar Gunung Lokon yang diletakkan titik GPS antara lain Kelurahan Kinilow, Kelurahan Wailan Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Desa Agotey, Desa Lolah, Desa Lemoh, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa serta beberapa titik GPS yang berada di Kelurahan Tondano dan Tonsea, Kabupaten Minahasa.
"Dari 29 titik GPS yang kami pasang, tidak akan terjangkau secara keseluruhan karena sedikitnya ada sembilan titik GPS yang ada di sekitar kawah gunung Lokon. Titik-titik GPS di sekitar kawah tidak bisa kami jangkau karena kondisi Gunung Lokon yang masih fluktuatif dan bisa terjadi letusan tiba-tiba," katanya.
Setelah titik-titik GPS ini dihubungkan, kata dia, datanya akan diolah dan dibandingkan dengan data awal pengukuran sebelumnya.
Data ini, kata Suganda kemudian akan disimpulkan di PVMBG Bandung apakah Gunung Lokon mengalami deformasi atau tidak pascaletusan yang terjadi sejak Juli 2011.
Meskipun belum mendapatkan hasil rinci, namun Suganda memprakirakan, sedikit terjadi deformasi badan Gunung Lokon terlebih di sekitar kawah.
"Kalaupun terjadi peningkatan kami perkirakan hasilnya hanya beberapa milimeter dan di bawah 10 sentimeter. Tapi hasil rincinya nanti setelah diolah di PVMBG Bandung," katanya.
Dijelaskan Suganda, tim yang beranggotakan empat orang mulai melakukan pengukuran sejak 21 November 2011 dan berakhir 9 Desember 2011.
PVMBG pernah melakukan pengukuran serupa di Gunung Awu, Kabupaten Sangihe. Hasilnya, tidak terjadi perubahan bentuk dengan kondisi kegempaan vulkanik yang cenderung lebih stabil dibandingkan beberapa gunung lainnya seperti Gunung Lokon, Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro dan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011