Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan Indonesia adalah negara yang dapat menata kelahiran penduduknya dengan sangat baik, karena memiliki Program Keluarga Berencana yang diusung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Saya pantau, kita masuk kelompok ketiga negara yang melakukan penataan kelahiran anak-anak dan kependudukannya dengan sangat baik,” kata Ridwan dalam Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Dalam sudut pandang Ridwan Kamil saat ini negara di seluruh dunia terbagi ke dalam tiga kelompok besar dalam hal mengatur kependudukan. Pertama, negara yang mengalami krisis usia produktif seperti Jepang. Jepang kini memiliki kondisi dimana banyak warganya yang lebih memilih sibuk bekerja dibandingkan menikah dan menunda kehamilan. Di Singapura, pemerintah harus memberikan insentif kepada warganya yang hamil.
Baca juga: Angka kekerdilan di atas 30 persen, empat kabupaten Jabar status merah
Kedua, negara dengan kondisi penduduk tinggi, namun tidak memiliki program kehamilan. Contohnya adalah negara yang berada di Benua Afrika. Sedangkan kelompok terakhir adalah negara seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk tinggi, namun diimbangi dengan adanya program kependudukan yang baik.
Menurut Ridwan, adanya Program Keluarga Berencana (KB), kualitas generasi bangsa dapat terbentuk dengan baik dan membantu mengatasi permasalahan seperti kekerdilan pada anak (stunting).
Lewat program tersebut, masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dapat terpantau oleh tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri atas bidan, kader PKK dan kader KB.
“Rentang usia biasanya 1.000 hari pertama itu paling rawan. Kalau lewat, yang tidak tertolong dan akhirnya terjadi stunting. Stunting itu fisiknya terlihat tidak tumbuh, tapi otaknya juga kurang untuk merespons,” kata Ridwan.
Melalui program KB, pemasangan alat kontrasepsi yang dapat memberikan jarak antar-kelahiran juga dapat lebih digencarkan dan diperkenalkan secara dekat kepada para ibu dan calon ibu.
Baca juga: Angka kelahiran tinggi jadi "PR" Jabar terkait pengendalian penduduk
Baca juga: Sehari 10.000 Bayi Lahir di Indonesia
Jawa Barat, bahkan sudah memegang rekor MURI, karena memasangkan implan (susuk) kepada para ibu sebanyak 50 ribu dalam satu atau dua hari. Hal itu disebabkan selama masa pandemi COVID-19, data statistik daerahnya menunjukkan angka kehamilan naik.
Oleh sebab itu, Ridwan menekankan masalah kekerdilan harus segera diatasi agar penduduk yang berjumlah banyak tersebut tidak menjadi beban bagi negara di masa depan.
“Kalau Indonesia insya Allah ingin menempati posisi keempat ekonomi dunia terbaik pada tahun 2045, syaratnya demografinya tidak boleh ada yang stunting,” ujar Ridwan.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022