New York (ANTARA News) - Harga minyak bergerak lebih tinggi pada Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), dibantu oleh meningkatnya ketegangan dengan Iran dan Suriah dan beberapa angka pekerjaan AS yang menjanjikan.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 76 sen menjadi 100,96 dolar AS per barel, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Januari bertambah 95 sen menjadi 109,94 dolar AS per barel pada penutupan.

Data ketenagakerjaan AS yang dirilis Jumat, memperlihatkan tingkat pengangguran nasional terjun menjadi 8,6 persen dari 9,0 persen, sebuah sinyal positif bagi perekonomian.

Tetapi data menunjukkan bahwa hanya 120.000 pekerjaan bersih diciptakan pada bulan tersebut, mematikan pengaruh yang kuat di pasar.

"Harga minyak `rally` karena laporan pekerjaan pagi ini yang menunjukkan beberapa penciptaan lapangan kerja ... kami menciptakan lapangan pekerjaan dan itu kabar baik," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

"Tapi itu diperlemah oleh kenyataan bahwa sejumlah besar orang meninggalkan angkatan kerja," katanya.

Juga mendukung harga yang lebih tinggi adalah suara bulat Senat AS pada Kamis atas sanksi keras baru terhadap Iran, produsen minyak terbesar kedua OPEC, menambahkan ketegangan antara Barat dan Teheran atas program nuklirnya.

Selain itu, pada Jumat, Royal Dutch Shell mengatakan, telah menghentikan operasi di Suriah karena kerusuhan yang sedang berlangsung dan sejalan dengan sanksi Uni Eropa pada Damaskus, meskipun Total dari Prancis tetap bekerja di sana.

"Shell akan menghentikan kegiatan sesuai dengan sanksi," kata juru bicara perusahaan kepada AFP.

Menurut seorang ahli industri di Damaskus, produksi minyak Suriah telah jatuh dari 340.000 barel per hari menjadi 120.000 barel per hari karena penyempitan outlet ekspor.

Shell dan Total dua perusahaan minyak terkemuka asing yang beroperasi di Suriah.

Mitra Shell, Al-Furat Petroleum Company, setengahnya dimiliki oleh General Petroleum Corporation milik pemerintah, menjadi target dalam sanksi-sanksi Uni Eropa yang baru pada Jumat.

Tetapi mitra Total Suriah, Deir Ez Zor Petroleum tidak termasuk dalam daftar hitam Uni Eropa. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011