Damaskus (ANTARA News) - Suriah telah menangguhkan partisipasinya di Uni Mediterania dalam aksi balasan pada tindakan penghukuman terhadap rezimnya oleh negara-negara Eropa, kata media negara, Kamis.
"Suriah telah menangguhkan keanggotaannya di Uni Mediterania sebagai tanggapan pada langkah-langkah hukuman yang diambil terhadapnya," kata sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Suriah SANA, lapor AFP.
Televisi negara Suriah sementara itu menuduh Uni Eropa telah "melakukan serangkaian tindakan yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan campur tangan nyata dalam urusan dalam negeri Suriah".
Pernyataan itu dibuat setelah para menteri Uni Eropa di Brussels, Kamis, mengatakan mereka akan mentargetkan energi dan keuangan Suriah untuk sanksi baru.
Uni Meditertania yang beranggotakan 43 negara, prakarsa Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, diresmikan pada 2008 untuk meningkatkan kerja sama antara Eropa, Timur Tengah dan Afrika utara.
Organisasi itu, yang diluncurkan oleh Prancis dan Mesir pada satu pertemuan puncak di Paris, mengelompokkan semua 27 negara anggota Uni Eropa dengan negara-negara di Afrika utara, Balkan, dunia Arab dan Israel.
Presiden Suriah Bashar al-Assad merupakan satu dari 40 kepala negara dan pemerintah yang hadir ketika uni itu diluncurkan di tengah banyak keriuhan dan pada waktu yang menempatkan dirinya dengan tegas di pusat gerakan perdamaian Timur Tengah.
Bagaimanapun, ia sejak itu kemudian tidak disukai lagi dan EU, Liga Arab serta AS semuanya telah menjatuhkan sanksi pada rezim tersebut karena tindakan kerasnya terhadap demonstrasi yang telah berlangsung delapan bulan di negara itu.
Sedikitnya 4.000 orang telah tewas, menurut Komisaris Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay. PBB sebelumnya pada awal November menyebutkan jumlah korban tewas 3.500 orang, sebagian besar warga sipil.
Para menteri Eropa dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada pertemuan mereka di Brussels bahwa mereka telah memutuskan untuk melaksanakan "langkah-langkah pembatasan lagi yang ditargetkan pada kemampuan rezim itu untuk melakukan penindasan brutalnya".
Sanksi itu ditargetkan pada sektor energi, keuangan, perbankan dan perdagangan serta mencakup daftar tambahan orang dan perusahaan yang terlibat dalam kekerasan atau secara langsung membantu rezim tersebut.
Beberapa diplomat mengatakan tindakan itu mencakup larangan untuk mengekspor peralatan industri gas dan minyak ke Suriah, memperdagangkan surat obligasi pemerintah Suriah dan menjual perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memonitor komunikasi melalui Intenet dan telpon.
Uni Eropa telah menjatuhkan sembilan putaran sanksi terhadap Suriah, menempatkan 74 orang ke dalam daftar sanksi, termasuk Bashar al-Assad, serta melaksanakan embargo senjata dan melarang mengimpor minyak mentah Suriah. (S008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011