Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Indonesia menargetkan peningkatan volume perdagangan dengan Jerman hingga mencapai 12 miliar dolar AS sebelum 2015.
"Kalau sekarang perdagangan ini baru mencapai sekitar 6 miliar dolar AS, saya beranggapan sebelum 2015 seharusnya sudah bisa `didouble`, 12 miliar dolar AS," katanya di Jakarta, Kamis malam.
Upaya untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi antarkedua negara menjadi salah satu pokok pembicaraan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff.
Hatta optimistis target tersebut dapat tercapai karena kedua negara saling membutuhkan dan peluang untuk meningkatkan volume perdagangan sangat besar.
"Kita impor semua yang berbasis teknologi, apakah itu otomotif, turbin elektrik kan kekuatan Jerman di situ, alat precise tool, sedangkan kita ekspor ke sana ada kopi, teh, karet, dan tembakau," ujarnya.
Apalagi, menurut Hatta, volume perdagangan Indonesia-Jerman saat ini masih berada pada posisi empat di antara negara ASEAN, di bawah Singapura dan Thailand.
"`Size` itu harus kita kejar, masih terbuka ruang yang besar untuk kita tingkatkan `double` (dua kali lipat-Red) pada tahun mendatang sebelum 2015," ujarnya.
Namun, Hatta mengingatkan mencari pasar ekspor baru seperti Jerman sangat penting tapi pemerintah juga serius untuk membenahi pasar dalam negeri sebagai antisipasi terhadap gejolak ekonomi yang diperkirakan masih terjadi pada tahun depan.
"Diversifikasi dari pasar perlu kita lakukan, tapi bukan berarti kita tidak mengerjakan PR kita yaitu melakukan ekspansi terhadap `domestic market`, kuncinya adalah konektivitas," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah ekspor nonmigas Indonesia ke Jerman pada Januari-Oktober 2011 mencapai 2,42 miliar dolar AS. Sedangkan impor nonmigas mencapai 2,83 miliar dolar AS.
Saat ini Jerman merupakan salah satu negara utama yang menjadi tujuan ekspor Indonesia selain Prancis dan Inggris. (S034/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011