Sebelum ada temuan positif pada 7 Mei 2022, kami sudah membentuk Unit Respons Cepat PMK
Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat membentuk unit respons cepat untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.
"Kami bergerak cepat menyusul munculnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di sejumlah daerah," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana kepada wartawan di Bandung, Rabu.
Baca juga: Pemprov Jabar dorong peternak olah kotoron hewan jadi pupuk organik
"Provinsi Jawa Timur itu melaporkan pada tanggal 5 Mei 2022 dari informasi tersebut. Besoknya kami langsung koordinasi dengan daerah agar meningkatkan kewaspadaan, karena ada laporan dari Kabupaten Garut bahwa ada terduga kasus PMK (penyakit mulut dan kuku) di sana," kata dia.
Menurut Arifin, pada 7 Mei 2023 DKPP Provinsi Jawa Barat bersama Tim Balai Veteriner Subang langsung mengambil sampel terduga penyakit mulut dan kuku pada hewan di Kabupaten Garut.
Baca juga: Pemkab Madiun lakukan sidak pasar hewan guna antisipasi PMK
"Hasilnya sejumlah sampel terkonfirmasi 100 persen positif PMK," ujarnya.
Arifin merinci temuan kasus penyakit kuku dan mulut positif ada di Leles, Kabupaten Garut sebanyak 25 ekor sapi potong, tiga ekor sapi perah dan lima ekor domba.
Sementara di Tasikmalaya, 18 sampel sapi dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku serta 11 ekor sapi di Kota Banjar dinyatakan positif 100 persen penyakit mulut dan kuku.
Baca juga: Mentan pastikan penanganan penyakit mulut-kuku hewan terkendali
Selain itu, pihaknya juga langsung mengeluarkan surat edaran pada kepala dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di kabupaten/kota Jawa Barat untuk mewaspadai penyebaran penyakit ini.
"Kami juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait peternakan di Jawa Barat sekaligus inspeksi ke Pasar Hewan Tanjung Sari Sumedang dan Manonjaya, Tasikmalaya," tuturnya.
Baca juga: Mentan: penyakit mulut kuku cepat menyebar, tingkat kematian rendah
Kemudian penutupan pemasukan media pembawa dan melakukan pengawasan lalu lintas ternak terutama di dua titik pemeriksaan Losari dan Banjar.
Baca juga: Badan Karantina perkuat pengawasan hewan cegah penyakit mulut-kuku
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022