Sanaa (ANTARA News) - Bentrokan antara pasukan yang setia pada Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan suku pembangkang di kota terbesar kedua negara itu, Taez, pada Kamis menewaskan delapan orang, lima dari mereka warga sipil, kata petugas medis.
"Delapan orang, termasuk lima warga sipil, tewas dan 30 lainnya terluka," kata seorang petugas medis dari permukiman kota Al-Rawda kepada AFP.
Saksi mata mengatakan, pertempuran meletus sebelum fajar ketika pasukan loyalis mencoba menyerbu ke pusat kota, satu kubu pertahanan suku bersenjata yang telah menjanjikan dukungan dengan gerakan protes terhadap 33 tahun kekuasaan Saleh.
Pasukan loyalis dari Brigade ke-33 menembakkan peluru artileri ke beberapa permukiman di Taez, kubu protes anti-pemerintah yang mengamuk sejak Januari, tetapi mendapat perlawanan keras, kata penduduk.
Semua jalan menuju kota telah diblokir oleh pertempuran sengit yang telah membuat kota itu terpencil terisolasi dari pusat kota.
Pemerintah Yaman menuduh apa yang disebutnya sebagai "milisi Al-Islah," satu gerakan Islam yang menjadi partai oposisi utama di parlemen, berada di balik kerusuhan dan menyebarkan ke daerah-daerah perumahan di Taez.
Pada Selasa, pasukan Saleh menyerbu beberapa lingkungan kota,
menewaskan satu orang dan menghancurkan puluhan rumah, kata petugas medis dan para warga.
Kekerasan di Yaman telah menyebabkan ratusan orang tewas sejak aksi-aksi protes itu meletus.
Satu kesepakatan pemindahan kekuasaan yang didukung PBB telah ditandatangani veteran orang kuat itu pada bulan lalu, namun gagal menghentikan kekerasan.
Seorang pemimpin oposisi menyerukan pembentukan satu pemerintah sementara pada Minggu, setelah Saleh mengumumkan pengampunan bagi mereka yang "melakukan kesalahan selama krisis. "
Pengumuman bahwa kepala oposisi Mohammed Basindawa, mantan anggota
partai yang berkuasa Saleh, akan membentuk pemerintah persatuan nasional untuk memerintah sampai pemilihan awal Februari, adalah tanda terjelas bahwa Saleh telah menerima kesepakatan untuk menyerahkan kekuasaan.
"Mohammed Salem Basindawa didakwa membentuk pemerintah rekonsiliasi nasional," kata dekrit, yang menurut kantor berita negara Saba dikeluarkan oleh Wakil Presiden Abdrabuh Mansur Hadi,
yang telah menerima kekuasaan dari Saleh berdasarkan kesepakatan transisi.
Dewan Keamanan PBB Senin menyerukan bagi mereka yang berada di balik pembunuhan-pembunuhan dan pelanggaran hak asasi manusia di Yaman akan menjadi pihak yang "bertanggung jawab," pada saat tuntutan-tuntutan berkembang terhadap Saleh untuk menghadapi pengadilan meskipun dia dan keluarganya mendapat janji kekebalan dari penuntutan, yang diperpanjang berdasarkan kesepakatan bulan lalu dengan oposisi di parlemen, demikian AFP melaporkan.
(SYS/H-AK/B002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011